Jakarta – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menegaskan bahwa Indonesia memiliki modal alamiah luar biasa untuk memajukan sektor pertanian.
Dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pelaksanaan Program Hilirisasi Komoditas Prioritas Perkebunan di Jakarta, Senin (22/9/2025), Tito menyebut iklim tropis, paparan sinar matahari sepanjang tahun, ribuan sungai, hingga ratusan gunung sebagai keunggulan yang tidak dimiliki banyak negara lain.
Ia menjelaskan, kondisi geografis Indonesia memungkinkan kegiatan pertanian berlangsung sepanjang 12 bulan penuh, berbeda dengan negara empat musim seperti Selandia Baru, Australia, atau Inggris yang hanya dapat bercocok tanam enam bulan dalam setahun. Hal ini diyakininya memberi keunggulan kompetitif dalam produksi pangan dan perkebunan.
“Kita kadang lupa bahwa negara ini dikaruniai sinar matahari sepanjang tahun. Itu modal besar bagi tanaman, peternakan, dan sektor pertanian secara keseluruhan,” ujar Tito.
Selain iklim, Tito menyoroti kekayaan sungai di Indonesia yang mencapai 70 ribu aliran dan lebih dari 40 ribu daerah aliran sungai (DAS). Ia membandingkan kondisi tersebut dengan jazirah Arab yang sama sekali tidak memiliki sungai. Menurutnya, kehadiran sungai, danau, serta waduk menjadi cadangan air vital sekaligus benteng ketahanan pangan nasional.
“Kalau kita bandingkan, negara-negara Arab tidak memiliki sungai. Maka ketika mereka datang ke Indonesia, melihat sungai saja sudah dianggap luar biasa,” tambah Tito.
Tidak hanya itu, lebih dari 5.000 danau dan waduk, serta 581 gunung aktif dan nonaktif di tanah air dinilai menyimpan potensi besar. Gunung-gunung tersebut, kata Tito, bukan sekadar bentang alam, melainkan sumber mineral penting bagi kesuburan lahan pertanian.
Ia juga mengingatkan para kepala daerah untuk mengoptimalkan sumber daya tersebut melalui hilirisasi dan industrialisasi produk pertanian, agar tidak hanya berhenti di produksi bahan mentah. Menurut Tito, langkah itu akan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perekonomian masyarakat.
“Modal besar ini harus diiringi dengan peningkatan kapasitas petani, pemanfaatan teknologi modern, serta pembangunan infrastruktur yang mendukung. Dengan begitu, Indonesia bisa menjadi pemain dominan di sektor pangan global,” tegasnya.
Dengan bekal kekayaan alam dan strategi yang tepat, Mendagri optimistis Indonesia mampu memperkuat posisinya sebagai lumbung pangan dunia sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat dari sektor pertanian.


