Tenggarong – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, berambisi untuk mengurangi prevalensi stunting menjadi hanya 10 persen pada tahun 2024. Upaya percepatan yang beragam terus diimplementasikan dengan harapan dapat mencapai angka yang lebih rendah dari target tersebut.
“Target nasional angka prevalensi stunting 2024 adalah 14 persen, tapi tim percepatan Kukar optimistis tahun depan bisa turun menjadi di bawah 10 persen,” kata Sekretaris Kabupaten Kukar Sunggono di Tenggarong, Rabu (20/12/2023).
Data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi stunting di Kabupaten Kukar pada 2021 tergolong tinggi yakni mencapai 26,4 persen dan terjadi kenaikan menjadi 27,1 persen pada 2022.
Sedangkan pada 2023 angka stunting di “Bumi Etam” ini ditarget turun menjadi 18,13 persen dan pada 2024 turun lagi setidaknya menjadi 10 persen.
Pihaknya optimistis target tercapai karena kinerja tim dan satuan tugas (satgas) penanganan stunting yang optimal selama ini, dibuktikan dari perkembangan data dan laporan administrasi.
“Saya juga ucapkan terima kasih kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kukar yang tekah menjadi percontohan bagi kinerja penurunan stunting di Kaltim. Ini menggambarkan bahwa upaya penurunan stunting di Kukar sudah berjalan baik,” katanya.
Sunggono melanjutkan, upaya Pemkab Kukar cukup memadai dalam penanganan stunting, meski ada catatan administrasi yang perlu dicermati terkait kebijakan penganggaran agar bisa secara nyata menyebutkan item dan detail untuk kegiatan penurunan stunting.
Namun demikian, ia tetap memberi apresiasi tinggi kepada satgas dan OPD yang terus meningkatkan kerja sama dalam penurunan stunting, sehingga saat ini mulai kelihatan hasilnya.
“Saya pun berterima kasih kepada para kepala desa, lurah, dan camat yang terus melakukan berbagai program mitigasi stunting, mulai dari penanganan hingga pencegahan, sehingga hal ini diharapkan dapat mewujudkan Indonesia Emas 2045,” kata Sunggono.

 
		
 
									 
					
