Sidoarjo – Satuan Tugas Pengamanan (Satgaspam) TNI AL bersama KPP Bea Cukai Juanda dan sejumlah stakeholder berhasil menggagalkan upaya penyelundupan narkotika golongan I yang disembunyikan di organ vital salah satu penumpang di Bandara Internasional Juanda, Minggu (13/10/2024).
Upaya penyelundupan ini terbongkar berkat kerja sama intensif dari berbagai pihak, termasuk Satgaspam TNI AL Lanudal Juanda yang menjadi leading sector dalam pengamanan bandara.

Komandan Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut (Danlanudal) Juanda, Kolonel Laut (P) Dani Achnisundani, mengungkapkan dalam konferensi pers yang digelar Senin (14/10/2024), bahwa tersangka berinisial “II” (38), warga asal Trenggalek, Jawa Timur, terdeteksi membawa narkotika jenis sabu dan pil ekstasi yang disembunyikan dalam tubuhnya.
“Kami berhasil menggagalkan pengiriman narkotika ini berkat koordinasi yang baik antara Lanudal Juanda, Bea Cukai, dan pihak terkait lainnya,” ujarnya.
Penumpang tersebut diketahui menggunakan penerbangan Air Asia QZ-393 rute Johor Baru-Surabaya. Berdasarkan analisis dari sistem Bea Cukai, pelaku menunjukkan indikasi kuat terkait penyelundupan narkoba.
Setelah dilakukan pemeriksaan dan uji urine, tersangka dinyatakan positif menggunakan narkotika.
“Kami menemukan empat kantong narkotika yang disembunyikan di dalam tubuh pelaku, tepatnya di bagian anus, yang dibungkus menggunakan alat kontrasepsi,” jelas Danlanudal Juanda.

Petugas kemudian membawa pelaku untuk menjalani pemeriksaan rontgen, yang mengungkap bahwa ia membawa tiga kantong sabu seberat total 176,5 gram dan satu kantong berisi 10 butir ekstasi (MDMA).
Danlanudal juga menyatakan bahwa modus yang digunakan pelaku ini merupakan cara lama. Pelaku diketahui telah melakukan sembilan kali penerbangan ke Malaysia dengan cara yang sama selama tahun 2024.
Keberhasilan ini tidak berhenti di satu pelaku. Petugas gabungan masih melacak jaringan lebih luas yang diduga terlibat dalam kasus ini. Otak dari sindikat ini diketahui berada di Malaysia, sementara beberapa pelaku lain di wilayah Surabaya dan Sidoarjo sudah teridentifikasi.
“Kami akan terus memburu jaringan yang lebih luas untuk menghentikan penyelundupan narkotika ke wilayah Indonesia, khususnya Jawa Timur,” tambah Kolonel Laut Dani Achnisundani.
Selain itu, Danlanudal Juanda menegaskan pentingnya pengawasan lebih ketat di titik-titik rawan penyelundupan di Bandara Juanda, terutama di area pemeriksaan x-ray baik di terminal kedatangan maupun keberangkatan.
“Kami akan terus meningkatkan pengamanan di Bandara Juanda, dan penggagalan kali ini membuktikan komitmen kami untuk menjaga wilayah Jawa Timur dari masuknya narkoba,” tutupnya.(Iqbal)

 
		
 
									 
					
