Jakarta – Media China sedang diduga menyebarkan propaganda pro-Rusia di berbagai negara di Eropa dan mencemarkan citra pemerintahan Joe Biden. Salah satu strateginya adalah dengan memperkuat sentimen benci dan ketidakpercayaan terhadap pengungsi Ukraina serta menyebarkan pesan yang menentang NATO.
Menurut laporan dari Dailymail, stasiun radio yang berafiliasi dengan pemerintah China diduga menyebarkan pesan pro-Kremlin terkait perang Ukraina, sebagai respons terhadap penutupan saluran media Rusia oleh pemerintah Eropa. Penasihat Khusus dari Komisi Eropa, Ivana Karaskova, telah mengawasi penyebaran propaganda China di wilayah Eropa Tengah dan Timur.
Propaganda Anti-NATO dari CRI
Dalam keterangan yang diberikan, disebutkan bahwa China Radio International (CRI), yang merupakan platform media yang terkait dengan Partai Komunis China (PKC), telah secara berulang kali menyiarkan berita yang menggambarkan NATO sebagai ‘Voldemort’, karakter jahat dalam novel legendaris Harry Potter.
Stasiun radio ini menjangkau 44 negara, termasuk Inggris, dengan pesan-pesan yang menciptakan asosiasi negatif terhadap NATO.
Propaganda China Menyalahkan AS-NATO
Makalah pengarahan yang didanai oleh Uni Eropa telah menerbitkan hasil investigasi Karaskova. Laporan tersebut menemukan bahwa media China menggambarkan AS dan NATO sebagai kekuatan destabilisasi di kawasan Eropa Tengah dan Timur.
Hasil investigasi ini menyoroti narasi yang disebarkan oleh media China yang mencoba mencitrakan AS dan NATO dalam cahaya negatif sebagai pihak yang menyebabkan ketidakstabilan di wilayah tersebut.
Kraskova mengungkapkan bahwa di 9 negara Eropa Tengah dan Timur, media China seperti CRI dan Xinhua telah menyebarkan propaganda yang bersifat anti-Barat. Propaganda ini menyalahkan AS dan NATO atas perang di Ukraina, dengan fokus utama pada Polandia yang menjadi ‘rumah’ bagi lebih dari 1,5 juta pengungsi Ukraina.
Kedutaan China Sebar Propaganda Anti-Pengungsi
Di Slovakia, kedutaan besar China telah memposting pesan online yang menyoroti ‘standar ganda’ yang diterapkan oleh AS dan NATO. Mereka menyatakan bahwa Barat memperlakukan pengungsi Ukraina dengan baik, sementara pengungsi dari Timur Tengah atau Amerika Selatan diperlakukan dengan cara yang berbeda atau lebih buruk.
Karaskova menyatakan bahwa pesan kebencian yang disebarkan oleh China telah menyebabkan kelompok-kelompok ekstremis sayap kanan (Far-Right) melancarkan kampanye melawan pengungsi Ukraina.
“China bersekutu dengan Rusia dalam narasi mengenai penyebab perang di Ukraina segera setelah invasi Rusia. Saya merasa ini mengkhawatirkan. Pemerintah Eropa harus lebih memperhatikan ruang gerak China yang beroperasi di ruang media Eropa,” kata ungkapnya.

 
		
 
									 
					
