Close Menu
Vimora.idVimora.id
  • Beranda
  • Politik
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Artikel
What's Hot

Gol Jarak Jauh Rizky Ridho Masuk Puskas Award FIFA 2025

14 Nov 2025

Istana Siap Tindaklanjuti Putusan MK soal Larangan Polisi Jabat Posisi Sipil

14 Nov 2025

MK Tegaskan Larangan Polri Aktif Duduki Jabatan Sipil

13 Nov 2025
1 2 3 … 782 Next
Facebook X (Twitter) Instagram
Facebook X (Twitter) Instagram
Vimora.idVimora.id
Subscribe
  • Beranda
  • Politik

    Istana Siap Tindaklanjuti Putusan MK soal Larangan Polisi Jabat Posisi Sipil

    14 Nov 2025

    Wamendagri: Inovasi Pemerintah Jangan Sekadar Gimmick

    5 Nov 2025

    Prabowo Tegaskan Utang Whoosh Tak Perlu Dipolitisasi

    4 Nov 2025

    Prabowo dan Lee Jae Myung Teguhkan Aliansi Ekonomi-Defence Baru

    1 Nov 2025

    Tito Karnavian Tegaskan Loyalitas Kepala Daerah terhadap Program Nasional

    30 Okt 2025
  • Ekonomi
  • Lifestyle

    Bukan Malas, Cuma Belum Punya Sistem Hidup

    29 Sep 2025

    Rahasia Tetap Kenyang dan Sehat Tanpa Harus Makan Nasi

    22 Sep 2025

    Menyambut Idul Adha: Pahami Aspek Hukum dalam Ibadah Kurban

    26 Mei 2025

    Terobosan PPNS: Teknologi Deteksi Gas Berbasis Android untuk Keamanan Kerja

    20 Des 2024

    Panduan Olahraga Ringan di Rumah untuk Tetap Bugar di Tengah Kesibukan

    25 Nov 2024
  • Artikel
Vimora.idVimora.id

Babi di Pulau Bulan, Batam Terdampak Wabah Demam Babi Afrika

Virus ASF merupakan virus yang mudah menyebar, dan penyebaran dari virus tersebut melalui perantara orang, barang, dan hewan.
Kesehatan MundzirMundzir9 Mei 2023
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
peternakan babi di batam
Peternakan babi di Batam (Dok. Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Batam – I Ketut Hari Suyasa, sebagai Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Bali, mengungkapkan rasa kagetnya ketika mengetahui bahwa peternakan babi di Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau, yang seharusnya merupakan peternakan terkoloni dengan sistem pengawasan biosecurity yang ketat dan baik, tetap terdampak oleh wabah demam babi Afrika (African Swine Fever).

“Yang membuat kita agak sedikit kaget ya, kenapa kemudian Pulau Bulan yang notabene adalah peternakan yang terkoloni, terus saya percaya pengawasan terhadap biosecurity-nya juga ketat, sehingga kita kaget kenapa Pulau Bulan bisa terkontaminasi virus ASF,” ungkap I Ketut Hari Suyasa kepada CNBC Indonesia, Selasa (9/5/2023).

Menurutnya, ada beberapa hal yang menyebabkan babi-babi di Pulau Bulan bisa terjangkit virus mematikan tersebut. Pertama, virus ASF merupakan virus yang mudah menyebar, dan penyebaran dari virus tersebut melalui perantara orang, barang, dan hewan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Notabene virus (ASF) itu gak ada obat, gak ada vaksinnya, mortalitas-nya 100%, daya bunuhnya 100%, kecepatan sebarannya juga 100%,” ungkap Hari.

Hari memberikan contoh, penyebaran virus bisa terjadi melalui perantara lintas orang yang masuk ke kandang dan tidak terkontrol dengan baik, armada yang mengangkut babi, alat tangkap yang digunakan, hingga bahan baku makanan ternak yang masuk ke wilayah Pulau Bulan berasal dari wilayah yang terkontaminasi virus ASF.

Selain itu, Hari menjelaskan, virus ASF juga bisa menyebar dari cara penguburan bangkai babi terjangkit virus ASF tidak sesuai protokol kesehatan yang benar.

“Maka (bangkai babi terjangkit virus) akan menjadi biang kehancuran untuk seterusnya, karena virus itu hidup di tiga hal, yaitu dingin, basah, dan gelap,” ujar Hari.

“Kalau babi yang sudah terkontaminasi virus ASF kemudian ditanam begitu saja, maka di tanah yang dingin, di tanah yang lembab, dan di tanah gelap, virus itu akan hidup. Setiap peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau, virus itu akan menyerang lagi. ini berbahayanya,” terangnya.

Maka, penanganan bangkai babi, menurut dia, menjadi hal yang sangat penting jika wilayah tersebut ke depannya masih ingin beternak babi lagi.

Sistem Sub-Kompartemen Peluang untuk Buka Kembali Ekspor Ternak Babi ke Singapura

Sementara itu, Nuryani Zainuddin, Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian selaku Otoritas Veteriner Nasional Indonesia menyampaikan, pihaknya telah bergerak cepat mengirimkan tim investigasi ke peternakan babi di Pulau Bulan dan menindaklanjuti adanya temuan kasus ASF di Pulau Bulan tersebut.

“Tim investigasi ke Pulau Bulan, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau mulai kami turunkan mulai tanggal 24 April hingga 28 April 2023,” kata Nuryani dalam keterangan resminya, seperti dikutip, Selasa (9/5/2023).

Tim Investigasi yang terdiri dari staf Direktorat Kesehatan Hewan, Balai Veteriner Bukittinggi, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) serta Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Pinang melakukan koordinasi dengan perusahaan yang diikuti dengan investigasi dan pengambilan sampel.

“Dari hasil Laboratorium Veteriner Kementan di Bukittinggi mengkonfirmasi memang ditemukan adanya kasus ASF di salah satu perusahaan peternakan yang berdampak terhadap penutupan impor babi hidup dari Pulau Bulan ke Singapura,” ungkap Nuryani.

“Tim kami saat ini juga terus berkoordinasi dengan Otoritas Veteriner Provinsi Kepri dan telah dilakukan pembatasan lalu lintas babi hidup dan produknya dari Pulau Bulan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selain itu juga dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan depopulasi, disposal dan disinfeksi,” imbuhnya.

Lebih lanjut Nuryani menegaskan, Kementerian Pertanian sebenarnya telah mengantisipasi kemungkinan kejadian kasus ASF di Pulau Bulan tersebut dengan penetapan peternakan menjadi Kompartemen Bebas ASF.

“Kita telah melakukan pendampingan dan penilaian terkait implementasi biosekuriti dan manajemen kesehatan hewan di Pulau Bulan, sehingga kemudian status kompartemen bebas ASF kita berikan,” kata Nuryani.

Nuryani menjelaskan, Kementan bahkan telah menyetujui adanya 22 unit di dalam peternakan di Pulau Bulan sebagai sub-kompartemen bebas ASF, sehingga apabila ada salah satu unit perusahaan terkena ASF, unit lain yang tidak terkena masih dapat melanjutkan ekspor ke Singapura.

“Kami juga telah berkoordinasi dengan unit perusahaan yang terkena tersebut untuk lebih meningkatkan penerapan biosekuriti dan rencana kontinjensi saat ada kasus sebelum mengajukan kembali sebagai kompartemen bebas ASF, serta melakukan Tindakan Mitigasi dan Linimasa Ekspor,” ungkap Nuryani.

Menurutnya, perusahaan tersebut sangat koperatif dan telah menindaklanjuti dengan menerapkan kontingensi plans (rencana kontingensi) yaitu melakukan culling pada unit produksi, melakukan proses pembersihan dan desinfeksi pada unit yang telah selesai dilakukan culling sesuai Standar Operasional Prosedur Kompartemen.

“Kita upayakan dengan penerapan sistem sub-kompartemen bebas ASF, maka Indonesia bisa lebih mudah terbebas dari virus ini,” pungkasnya.

Silakan Bekomentar
Kementan RI virus ASF
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email

Related Posts

BRIN: Scrolling Medsos Berjam-Jam Bisa Kacaukan Nafsu Makan

Dinas Kesehatan Kaltim Raih Penghargaan dalam Pengelolaan Kepegawaian

Hari Kesehatan Nasional ke-59, DKK Gelar Berbagai Acara

Berita Terkini

Gol Jarak Jauh Rizky Ridho Masuk Puskas Award FIFA 2025

AisyahAisyah14 Nov 2025 Olahraga

Istana Siap Tindaklanjuti Putusan MK soal Larangan Polisi Jabat Posisi Sipil

14 Nov 2025

MK Tegaskan Larangan Polri Aktif Duduki Jabatan Sipil

13 Nov 2025

MKD Nonaktifkan Tiga Anggota DPR karena Langgar Etik

5 Nov 2025
Stay In Touch
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
  • TikTok
  • WhatsApp
Artikel Terkini

Bukan Malas, Cuma Belum Punya Sistem Hidup

29 Sep 2025

Rahasia Tetap Kenyang dan Sehat Tanpa Harus Makan Nasi

22 Sep 2025

Mekanisme Perlindungan Hak Cipta Lagu dan Penarikan Royalti melalui Lembaga Manajemen Kolektif

4 Jul 2025

Menyambut Idul Adha: Pahami Aspek Hukum dalam Ibadah Kurban

26 Mei 2025

Rakyat Dijadikan Figuran oleh “Bapak Aing”

27 Feb 2025

Terobosan PPNS: Teknologi Deteksi Gas Berbasis Android untuk Keamanan Kerja

20 Des 2024
© 2025 | Vimora.id by Dexpert, Inc.
PT Dexpert Visi Media
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.