Samarinda – Di tengah gemuruh politik yang sering kali penuh dengan persaingan sengit dan perjuangan keras untuk mempertahankan kursi jabatan, ada sosok yang tetap teguh berkomitmen untuk berbakti tanpa perlu posisi.

Nidya Listiyono, mantan anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur dari Fraksi Partai Golkar, membuktikan bahwa pengabdian kepada masyarakat tidak berhenti hanya karena hilangnya kekuasaan.

Meski gagal terpilih kembali pada pemilihan legislatif, Nidya memilih untuk tetap bergerak. Sosok yang pernah memimpin Komisi II DPRD Kaltim ini menegaskan bahwa pengabdiannya kepada masyarakat tidak terikat oleh jabatan.

Dia terus menyuarakan gagasan dan pemikirannya melalui berbagai saluran yang tersedia, salah satunya melalui perannya sebagai Ketua Dewan Pakar Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Kaltim.

Politik Bukan Soal Jabatan, Tapi Pengabdian

Bagi Nidya, politik lebih dari sekadar kursi kekuasaan. Ia menganggap politik sebagai wadah untuk memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat. “Apakah setelah saya tidak terpilih, saya akan berhenti berkontribusi untuk rakyat? Tentu tidak,” ujar Nidya dalam acara “Ngopi Bareng” yang diadakan JMSI Kaltim, Kamis (5/9/2024).

Dalam acara tersebut, Nidya mencurahkan pengalamannya dalam dunia politik, sebuah dunia yang keras dan penuh tantangan. Meski begitu, ia tidak pernah patah semangat. Justru, ia semakin bertekad untuk terus memberikan kontribusi meski tidak lagi duduk di kursi legislatif.

“Kita harus terus berbakti, meski tanpa jabatan. Pemikiran-pemikiran saya masih bisa bermanfaat dan itu yang akan terus saya suarakan,” tambahnya.

Pengalaman Panjang yang Membentuk Karakter

Sebelum terjun ke dunia politik, Nidya memiliki pengalaman panjang di sektor swasta selama 15 tahun. Ia pernah berkarier sebagai manajer, auditor, dan marketing di berbagai perusahaan. Pengalaman ini, menurutnya, sangat membantu dalam membentuk karakter kepemimpinan serta mentalitas untuk terus maju meski dihadapkan pada berbagai rintangan.

Selama menjadi anggota DPRD, Nidya telah banyak terlibat dalam berbagai inisiatif penting, seperti upaya meningkatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltim, hingga mencapai Rp 21 triliun pada 2024. Dia juga turut andil dalam memperjuangkan hibah lahan untuk pembangunan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1.

Perjuangan di Luar Kursi DPRD

Kini, Nidya Listiyono terus berjuang di luar jalur legislatif. Sebagai dosen di Universitas Mulawarman, dia aktif dalam dunia pendidikan, membentuk dan mendidik generasi muda yang diharapkannya mampu melanjutkan estafet pembangunan di Kalimantan Timur, terutama di era Ibu Kota Nusantara (IKN).

Di sisi lain, perannya sebagai Ketua Dewan Pakar JMSI Kaltim memberikan wadah baru bagi Nidya untuk menyuarakan ide-ide positif. “Ide cemerlang hanya akan menjadi racun jika dipendam sendiri. Saya akan terus menyuarakan ide-ide melalui media dan partai politik,” tegasnya.

Semangat yang Tak Pernah Padam

Meski tak lagi berada di panggung utama politik, semangat Nidya untuk berbakti kepada masyarakat tetap membara. Baginya, politik bukan soal jabatan atau kekuasaan, melainkan sebuah misi untuk menciptakan perubahan positif bagi banyak orang.

Nidya mengingatkan bahwa meskipun tak lagi memegang jabatan resmi, pengabdian bisa dilakukan melalui berbagai cara, baik itu melalui pendidikan, media, maupun partai politik. “Selama kita masih punya semangat untuk bermanfaat bagi orang lain, perjuangan tidak akan pernah berakhir,” tutupnya.

Nidya Listiyono adalah bukti nyata bahwa kursi kekuasaan bukanlah satu-satunya jalan untuk berbakti kepada masyarakat. Dia menginspirasi banyak orang dengan komitmennya yang terus tumbuh, menunjukkan bahwa gagasan dan pengabdian tidak pernah berhenti, bahkan ketika kekuasaan telah berlalu.

Silakan Bekomentar
Share.
Exit mobile version