Samarinda – Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi menyerukan percepatan pembangunan infrastruktur jalan, khususnya proyek Ring Road di Samarinda dan beberapa titik prioritas di Kukar.
Pernyataan tersebut ia sampaikan usai Rapat Dengar Pendapat bersama Dinas PUPR-PERA serta UPTD Wilayah I dan II, yang digelar di Gedung DPRD Kaltim, Karang Paci, Senin (19/5/2025).
Ia menekankan bahwa sejumlah ruas jalan yang menjadi tulang punggung mobilitas masyarakat belum menunjukkan perbaikan signifikan.
“Dua ruas itu sering disebut warga saat turun ke lapangan. Mereka ingin jalanan yang aman, nyaman, dan bisa menopang aktivitas harian. Kita semua tahu ring road ini jadi jalur utama banyak kendaraan,” ujarnya, merujuk pada Ring Road II Nusyirwan Ismail dan Ring Road III Hardansyah.
Reza tak hanya menyoroti wilayah perkotaan. Ia juga membawa perhatian pada daerah-daerah seperti Sanga-Sanga, Muara Jawa, Sebulu, dan Muara Kaman di Kukar, yang menurutnya masih tertinggal dari segi akses jalan. Banyak dari jalur itu masih rusak atau belum tersambung, padahal menjadi jalur penting untuk distribusi hasil pertanian dan aktivitas logistik.
Dalam rapat, Dinas PUPR menyebutkan beberapa proyek masih dalam tahap proses administrasi, menunggu hasil lelang atau sistem pengadaan e-katalog. Menanggapi itu, Reza menyambut baik prosesnya, tetapi tetap mendorong agar tak ada hambatan teknis yang memperlambat realisasi di lapangan.
“Informasi tadi cukup jelas. Ada beberapa proyek yang sedang jalan, tapi ada juga yang belum bisa dieksekusi karena prosesnya masih di e-katalog. Kalau bisa dipercepat, tentu lebih bagus,” ujarnya.
Reza juga menekankan urgensi pembangunan Outer Ring Road IV, yang akan menjadi jalur alternatif menuju Bandara APT Pranoto. Ia menyebut kerap kali jalan utama menuju bandara terendam banjir, sehingga jalur baru akan sangat membantu mobilitas warga.
Selain itu, ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah kota, provinsi, dan lembaga teknis agar pembangunan tidak berjalan sektoral. Koordinasi, menurutnya, adalah kunci agar anggaran bisa dioptimalkan dan manfaat infrastruktur dirasakan luas.
“Kalau kita hanya andalkan satu sumber anggaran, proyek bisa mandek. Tapi kalau ada kolaborasi, semua lebih ringan,” katanya.
Sebagai penutup, Reza mengingatkan agar perhatian terhadap infrastruktur tidak hanya berhenti pada pembangunan baru. Perawatan jalan, pembersihan drainase, dan perbaikan jalur lama juga harus menjadi agenda penting agar hasil pembangunan tidak cepat rusak.
“Kita bisa bangun jalan bagus, tapi kalau tidak dirawat, rusak lagi. Begitu juga dengan saluran air. Drainase yang tidak dibersihkan bisa bikin jalan cepat rusak. Jadi perhatian harus menyeluruh, bukan sepotong-sepotong,” pungkasnya.


