Samarinda – Koneksi internet bukan lagi kemewahan, tapi kebutuhan dasar. Namun, program Wi-Fi gratis untuk desa di Kalimantan Timur bisa terhambat jika tidak ditopang oleh infrastruktur yang memadai, khususnya pasokan listrik.

Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Agusriansyah Ridwan, menyampaikan kekhawatirannya bahwa program ambisius Pemprov Kaltim untuk menyediakan Wi-Fi gratis di seluruh desa bisa terhambat jika persoalan kelistrikan tidak segera diatasi.

“Program ini sangat penting. Tapi jangan sampai terhenti hanya karena daya dukung listrik di desa belum tersedia. Harus dipikirkan tenaga listrik alternatif untuk wilayah yang belum terjangkau PLN,” ujar Agusriansyah, Senin (26/5/2025).

Ia menegaskan bahwa koneksi internet di desa sangat krusial untuk mendukung pendidikan, pelayanan publik, hingga kegiatan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, kesiapan infrastruktur menjadi faktor utama yang tidak boleh diabaikan dalam pelaksanaan program tersebut.

Program Wi-Fi gratis di desa merupakan bagian dari inisiatif unggulan Pemprov Kaltim tahun 2025. Pemerintah daerah berambisi menjadikan akses internet sebagai jembatan penghubung informasi yang merata, termasuk di kawasan terpencil.

Namun demikian, Agusriansyah mengingatkan bahwa semangat digitalisasi ini harus dibarengi dengan kajian teknis yang matang. Salah satunya, dengan pemetaan wilayah yang masih kesulitan mendapat pasokan listrik reguler.

“Harus ada skema yang benar-benar disiapkan. Jangan sampai program ini hanya bagus di atas kertas tapi gagal di lapangan karena hal teknis seperti ketiadaan listrik,” tambahnya.

Di beberapa wilayah pedalaman, akses listrik masih sangat terbatas, bahkan belum ada jaringan PLN. Dalam kondisi tersebut, Agusriansyah mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan penggunaan sumber energi alternatif seperti panel surya atau pembangkit tenaga mikrohidro.

Langkah ini dinilainya sangat penting untuk menjamin keberlangsungan layanan internet gratis di desa. Selain itu, perlu ada pelatihan dan pendampingan teknis bagi pengelola lokal agar infrastruktur Wi-Fi dapat dirawat dengan baik.

Dengan dukungan listrik yang memadai, Agusriansyah berharap program Wi-Fi desa tidak hanya jadi simbol kemajuan teknologi, tetapi juga benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat desa.

Silakan Bekomentar
Share.
Exit mobile version