Jakarta – Ketua Umum PSSI Erick Thohir secara terbuka mengakui kegagalan Timnas Indonesia melaju ke Piala Dunia 2026, dan langsung menyampaikan permohonan maaf kepada Presiden Prabowo Subianto. Namun, dari kegagalan itu lahir tantangan baru: Indonesia harus mencoba kembali untuk bisa lolos ke Piala Dunia 2030.
Pernyataan tersebut disampaikan Erick dalam keterangan resminya pada Selasa 4 November 2025 di Jakarta. Ia menjelaskan bahwa Presiden Prabowo tetap menunjukkan dukungan penuh, bahkan langsung memintanya agar kembali menyusun strategi menuju ajang empat tahunan tersebut.
“Ketika Pak Presiden juga saya sampaikan, beliau kan orangnya resilience, figur yang pantang menyerah. Beliau bilang, ‘ya coba lagi Pak Erick, harus coba lagi.’ Wah jadi semangat lagi saya,” ujar Erick Thohir.
Prabowo disebut menyampaikan bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan pijakan awal untuk membangun masa depan sepak bola Indonesia yang lebih kuat. Semangat tersebut ditanggapi Erick dengan kesiapan membentuk program yang lebih agresif dan terukur.
“Saya senang dengan arahan Bapak Presiden yang mengatakan coba lagi, bikin program lagi yang lebih agresif,” lanjut Erick.
Erick juga menjelaskan bahwa dana PSSI yang saat ini berjumlah lebih dari Rp500 miliar tidak hanya difokuskan untuk persiapan menuju Piala Dunia, melainkan juga untuk pengembangan sepak bola nasional secara menyeluruh, mulai dari pembinaan usia muda hingga penguatan kompetisi domestik.
“Itu ada dari TV, sponsor, private sector, merchandise, dan dana pemerintah. Jadi saya harus memohon maaf kepada semua yang percaya kepada PSSI,” imbuhnya.
Meski menuai kritik, Erick menyambut baik setiap masukan dari masyarakat. Ia menegaskan bahwa keterbukaan terhadap kritik adalah bagian dari proses perbaikan yang dibutuhkan dalam membangun sepak bola yang berkelanjutan.
“Dengan kritikan dan saran, kami terbuka. Saya tidak membela diri, justru kritik itu jadi introspeksi diri,” tegasnya.
Menurut Erick, kegagalan melaju ke Piala Dunia 2026 adalah bagian dari proses panjang yang harus dilalui. Ia memastikan bahwa upaya ke depan akan lebih matang, profesional, dan inklusif agar Indonesia bisa kembali bermimpi besar di Piala Dunia 2030.
“Yang penting kami coba lagi, perbaiki lagi, dan tetap bermimpi besar untuk Indonesia,” tutup Erick.



