Close Menu
Vimora.idVimora.id
  • Beranda
  • Politik
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Artikel
What's Hot

Semangat Baru Olahraga Tasikmalaya, PB IGOCIS Siap Cetak Atlet Muda

4 Okt 2025

ICW Desak Usut Peran Dito Ariotedjo di Kasus BTS

2 Okt 2025

Pemerintah Tegaskan Evaluasi KLB MBG Dilakukan Menyeluruh

2 Okt 2025
1 2 3 … 775 Next
Facebook X (Twitter) Instagram
Facebook X (Twitter) Instagram
Vimora.idVimora.id
Subscribe
  • Beranda
  • Politik

    Prabowo Soroti Parahnya Korupsi, Janji Tindak Tegas

    29 Sep 2025

    Prabowo Rapat Evaluasi MBG, Pastikan Tepat Sasaran

    29 Sep 2025

    Dasco Desak BGN dan APH Tuntaskan Kasus Keracunan MBG

    25 Sep 2025

    KPK Dorong Perpres Tegas Soal Rangkap Jabatan Usai Putusan MK

    18 Sep 2025

    DPP PKS Terbitkan SK Baru, Ismail Latisi Nahkodai DPD Samarinda 2025–2030

    7 Sep 2025
  • Ekonomi
  • Lifestyle

    Bukan Malas, Cuma Belum Punya Sistem Hidup

    29 Sep 2025

    Rahasia Tetap Kenyang dan Sehat Tanpa Harus Makan Nasi

    22 Sep 2025

    Menyambut Idul Adha: Pahami Aspek Hukum dalam Ibadah Kurban

    26 Mei 2025

    Terobosan PPNS: Teknologi Deteksi Gas Berbasis Android untuk Keamanan Kerja

    20 Des 2024

    Panduan Olahraga Ringan di Rumah untuk Tetap Bugar di Tengah Kesibukan

    25 Nov 2024
  • Artikel
Vimora.idVimora.id

Perkembangan Angkatan Laut China: Ancaman dan Tantangan Merebut Taiwan

Invasi ke Taiwan mungkin akan bergantung pada pengepungan angkatan laut di pulau itu. Hal ini kemudian mendorong perkembangan angkatan laut merupakan sesuatu yang penting bagi Beijing.
Global MundzirMundzir15 Mei 2023
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
sebuah jet tempur lepas landas dari kapal induk china shandong di atas perairan samudra pasifik selatan prefektur okinawa jepang
Sebuah jet tempur lepas landas dari kapal induk China Shandong, di atas perairan Samudra Pasifik, selatan prefektur Okinawa, Jepang, dalam selebaran yang dirilis oleh Kantor Staf Gabungan Kementerian Pertahanan Jepang 10 April 2023. (REUTERS/DEFENSE MINISTRY OF JAPAN)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Beijing – Kekuatan China terus meningkat seiring berjalannya waktu. Negara yang dikenal sebagai Negeri Tirai Bambu telah menjadi salah satu kekuatan nuklir global yang paling besar, dan memiliki banyak kapal induk di armada lautnya.

China saat ini memiliki salah satu angkatan bersenjata terbesar di dunia, dengan sekitar 2 juta personel aktif. Angkatan lautnya juga merupakan yang terbesar di dunia, dengan perkiraan 355 kapal aktif, melebihi jumlah kapal yang dimiliki oleh negara-negara Barat seperti Amerika Serikat (AS) yang memiliki 296 kapal.

Perkembangan ini memicu kekhawatiran konflik global, dengan Beijing yang terus menekankan tujuannya untuk merebut Taiwan, sebuah pulau yang diklaimnya terus menerus dan menjadi titik panas rivalitas China dengan negara-negara Barat yang membekingi Taipei.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Invasi ke Taiwan mungkin akan bergantung pada pengepungan angkatan laut di pulau itu. Hal ini kemudian mendorong perkembangan angkatan laut merupakan sesuatu yang penting bagi Beijing.

Pada 2021, Wakil Laksamana Kay-Achim Schonbach, yang saat itu menjadi komandan angkatan laut Jerman, mengatakan China memperluas angkatan lautnya setara dengan seluruh angkatan laut Prancis setiap empat tahun.

Strategi ini terbukti dalam industri galangan kapal China. China Shipbuilding Group Corporation menyumbang seperlima dari produksi kapal global dan juga memproduksi kapal untuk angkatan laut China.

Center for Strategic and International Studies (CSIS) mencatat bahwa manuver itu menghambat kemampuan negara luar untuk memahami perkembangan militer China.

“Dengan sedikit transparansi dan perbedaan antara operasi militer dan sipil, tidak mungkin untuk menentukan sejauh mana pesanan kapal asing dapat membantu menurunkan biaya modernisasi angkatan laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China,” catat CSIS dalam laporan yang dilihat The Guardian, Senin, (15/5/2023).

Angkatan Laut PLA juga menggunakan feri sipil untuk melakukan latihan militer. Ini menghambat kemampuan intelijen AS dan Taiwan untuk mendeteksi aktivitas abnormal.

Meski begitu, ada juga hambatan-hambatan yang mengganjal niat China untuk merebut Taiwan. Lebih dari 90% populasi Taiwan tinggal di kota-kota dan baik China maupun Taiwan telah mempersiapkan diri untuk kemungkinan konflik perkotaan yang berlarut-larut.

Untuk mengatasi hal ini, Institute for the Study of War tahun lalu mencatat bahwa PLA ‘telah meningkatkan studi, pelatihan, dan persiapannya untuk perang perkotaan di masa depan’.

“Kita dapat mengharapkan upaya tersebut untuk melipatgandakan dan mulai memasukkan pelajaran dari pengalaman Rusia [di Ukraina],” kata Elsa Kania, salah satu penulis laporan tersebut.

Selain itu, tentaranya hampir tidak memiliki pengalaman tempur. Terakhir kali PLA berperang adalah ketika China menginvasi Vietnam pada tahun 1979. Pada tahun 2017 Xi mengatakan bahwa apa yang “paling” dia pikirkan adalah apakah tentara dapat dimobilisasi saat dibutuhkan.

Awal bulan ini, pemerintah merevisi undang-undang wajib militernya untuk memungkinkan pensiunan untuk mendaftar ulang. Amandemen baru mencakup ketentuan masa perang khusus, termasuk langkah-langkah untuk meningkatkan jumlah pasukan dengan cepat.

Blake Herzinger, mantan perwira intelijen angkatan laut AS yang sekarang menjadi rekan di American Enterprise Institute, mencatat bahwa ‘tidak banyak militer di dunia dengan banyak pengalaman tempur’, selain dari Ukraina dan Rusia.

“AS telah memerangi dua pemberontakan berdarah selama 20 tahun. Tetapi total korban AS dalam dua perang itu kemungkinan besar akan menjadi korban seminggu dalam konflik atas Taiwan,” tuturnya.

Tak hanya itu, korupsi dan struktur komando yang kaku masih menjadi penyakit dalam tubuh PLA. Pada tahun 2018, sebuah tajuk rencana di Harian Tentara Pembebasan Rakyat, surat kabar resmi PLA, mengatakan bahwa angkatan bersenjata terinfeksi oleh ‘penyakit perdamaian’, yaitu korupsi.

“Para pemimpin China sangat menyadari tantangan ini, dan telah berfokus pada peningkatan kualitas pasukan mereka dan menjadi lebih mandiri dalam persenjataan. Tidak ada yang sederhana tentang penyerangan di Taiwan. Namun, jarang, dalam sejarah, angkatan laut atau militer membangun dan memodernisasi begitu cepat tanpa alasan nyata untuk melakukannya.”

Silakan Bekomentar
China Militer China Taiwan Xi Jinping
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email

Related Posts

Indonesia Tampil di PBB, Zulhas: Siap Jadi Solusi Pangan Dunia

Inggris Ubah Peta: Palestina Resmi Tercantum Negara

Indonesia Terpilih Lagi di CA dan POC UPU

Berita Terkini

Semangat Baru Olahraga Tasikmalaya, PB IGOCIS Siap Cetak Atlet Muda

AisyahAisyah4 Okt 2025 Daerah

ICW Desak Usut Peran Dito Ariotedjo di Kasus BTS

2 Okt 2025

Pemerintah Tegaskan Evaluasi KLB MBG Dilakukan Menyeluruh

2 Okt 2025

Hari Batik Nasional: Menyelami Makna Sakral di Balik Motif Klasik

2 Okt 2025
Stay In Touch
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
  • TikTok
  • WhatsApp
Artikel Terkini

Bukan Malas, Cuma Belum Punya Sistem Hidup

29 Sep 2025

Rahasia Tetap Kenyang dan Sehat Tanpa Harus Makan Nasi

22 Sep 2025

Mekanisme Perlindungan Hak Cipta Lagu dan Penarikan Royalti melalui Lembaga Manajemen Kolektif

4 Jul 2025

Menyambut Idul Adha: Pahami Aspek Hukum dalam Ibadah Kurban

26 Mei 2025

Rakyat Dijadikan Figuran oleh “Bapak Aing”

27 Feb 2025

Terobosan PPNS: Teknologi Deteksi Gas Berbasis Android untuk Keamanan Kerja

20 Des 2024
© 2025 | Vimora.id by Dexpert, Inc.
PT Dexpert Visi Media
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.