Jakarta – PSSI menetapkan Indra Sjafri sebagai nakhoda Timnas Indonesia U-23 untuk pentas SEA Games 9–20 Desember 2025 di Thailand. Keputusan ini menutup spekulasi beberapa pekan terakhir sekaligus mengirim sinyal ambisi: mempertahankan emas.
Penunjukan disampaikan langsung oleh Wakil Ketua Umum I PSSI, Zainudin Amali, dalam konferensi pers di kantor I.League, Senin (29/9/2025).
Ia menegaskan federasi memilih Indra setelah melalui evaluasi komprehensif terhadap kebutuhan tim, kalender kompetisi, serta ketersediaan pemain U-23. Ajang dua tahunan di Thailand yang rencananya dipusatkan di Bangkok, Chonburi, dan Songkhla akan kembali menjadikan sepak bola sebagai magnet utama, dengan Indonesia berstatus juara bertahan.
“Kami ingin mengumumkan bahwa Indonesia siap menjadi bagian kontingen di SEA Games 2025. Dan akhirnya diputuskan yang akan memimpin Timnas Indonesia di cabang sepak bola adalah pelatih kepala, Bapak Indra Sjafri,” ujar Amali.
Ia menambahkan, rekam jejak Indra menjadi faktor pemisah di meja pertimbangan.
“Berbagai pertimbangan tentu sudah kami lakukan. Dialah sosok yang membawa Timnas Indonesia meraih emas SEA Games 2023 di Kamboja setelah penantian 32 tahun,” ucapnya.
Catatan emas itu memang tak terbantahkan. Pada SEA Games 2023 di Phnom Penh, skuad asuhan Indra yang kala itu bertajuk Timnas U-22 menghempaskan Thailand 5-2 di partai puncak pada Selasa 16 Mei 2023. Gelar itu mengakhiri dahaga sejak 1991, dengan catatan manis: Indonesia tak tersentuh kekalahan sepanjang turnamen. Reputasi “pembangun tim usia muda” juga menempel kuat pada Indra, dari kesuksesan di Piala AFF U-19 hingga promosi talenta ke level senior.
Di sisi lain, tantangan 2025 jauh dari sederhana. Format U-23 mensyaratkan penataan komposisi pemain yang sebagian besar sedang berkompetisi di liga domestik maupun luar negeri. Koordinasi dengan klub, manajemen kelelahan, hingga sinkronisasi kalender FIFA Matchday akan menjadi pekerjaan rumah. PSSI menyiratkan akan menjaga kontinuitas metode latihan dan filosofi permainan yang menekankan pressing kolektif, transisi cepat, serta efisiensi eksekusi bola mati, tiga aspek yang sempat menjadi pembeda di Kamboja.
Indra diperkirakan segera memetakan kerangka skuad inti, mengidentifikasi poros gelandang, bek tengah berkarakter ball-playing, serta penyerang yang mobile untuk mengimbangi intensitas laga turnamen. Selain itu, pemilihan pemain yang berpengalaman di level klub dan pernah mencicipi menit internasional diyakini menjadi prioritas, mengingat fase grup SEA Games sering menuntut rotasi rapat dengan jeda pemulihan minim.
Bagi publik sepak bola nasional, penunjukan ini menghadirkan kombinasi harapan dan kewaspadaan. Harapan karena pengalaman Indra membina kelompok usia. Kewaspadaan karena lawan-lawan regional seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia tengah agresif meregenerasi skuad sekaligus membenahi sirkuit kompetisi U-23 mereka.
PSSI pun diharapkan memastikan dukungan logistik, mulai dari pemusatan latihan tepat waktu, uji coba berkualitas, sampai manajemen perjalanan agar persiapan tak sekadar seremonial.
Dengan fondasi pengalaman dan kesesuaian proyek pembinaan, penunjukan Indra Sjafri membuka babak baru yang realistis namun tetap ambisius bagi Garuda Muda.

 
		
 
									 
					
