Close Menu
Vimora.idVimora.id
  • Beranda
  • Politik
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Artikel
What's Hot

Indonesia Kirim 1.021 Atlet ke SEA Games Thailand

5 Des 2025

DPR Desak Pelaku Perusak Lingkungan Batang Toru Ditindak

2 Des 2025

Prabowo Kerahkan Seluruh Kekuatan Nasional untuk Percepatan Tanggap Darurat Sumatera

1 Des 2025
1 2 3 … 787 Next
Facebook X (Twitter) Instagram
Facebook X (Twitter) Instagram
Vimora.idVimora.id
Subscribe
  • Beranda
  • Politik

    Prabowo Kerahkan Seluruh Kekuatan Nasional untuk Percepatan Tanggap Darurat Sumatera

    1 Des 2025

    Prabowo Serukan Pemda Siaga Hadapi Perubahan Iklim

    1 Des 2025

    Prabowo: Indonesia Harus Mandiri, Tak Lagi Bergantung Asing

    29 Nov 2025

    Muhammadiyah Tegaskan Sinergi, Haedar Dorong Pengawalan Program Prabowo

    18 Nov 2025

    Istana Siap Tindaklanjuti Putusan MK soal Larangan Polisi Jabat Posisi Sipil

    14 Nov 2025
  • Ekonomi
  • Lifestyle

    Bukan Malas, Cuma Belum Punya Sistem Hidup

    29 Sep 2025

    Rahasia Tetap Kenyang dan Sehat Tanpa Harus Makan Nasi

    22 Sep 2025

    Menyambut Idul Adha: Pahami Aspek Hukum dalam Ibadah Kurban

    26 Mei 2025

    Terobosan PPNS: Teknologi Deteksi Gas Berbasis Android untuk Keamanan Kerja

    20 Des 2024

    Panduan Olahraga Ringan di Rumah untuk Tetap Bugar di Tengah Kesibukan

    25 Nov 2024
  • Artikel
Vimora.idVimora.id

Rakyat Dijadikan Figuran oleh “Bapak Aing”

Ketika rakyat hanya jadi latar pencitraan, dan pemimpinnya sibuk tampil di depan kamera
Opini MarlinaMarlina27 Feb 2025
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
Bapak Aing
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Julukan “Bapak Aing” yang disematkan pada Kang Dedi Mulyadi telah melejit menjadi simbol populisme digital. Di balik tawa dan komentar lucu netizen, sesungguhnya ada ironi sosial yang dalam. Rakyat tidak benar-benar sedang dibantu. Mereka sedang digunakan. Dijadikan latar cerita dramatis. Dijadikan figuran dalam panggung besar seorang politisi yang sedang memoles citra.

Setiap konten yang viral itu tampak heroik di permukaan. Tapi narasinya nyaris sama: pemimpin muncul tiba-tiba, melihat rakyat yang “salah”, memberi teguran keras, lalu mengakhiri dengan bantuan uang, barang, atau sekadar pelukan. Semua dalam satu frame. Semua di depan kamera.

Terlalu sering, terlalu rapi, terlalu sesuai dengan algoritma. Sulit untuk percaya bahwa semua itu alami. Apalagi jika muncul secara rutin dan teratur di berbagai platform sosial media. Semuanya terlihat seperti bagian dari strategi komunikasi politik yang disengaja.

Di titik ini, kita patut bertanya: benarkah rakyat menyebutnya “Bapak Aing” karena cinta dan kedekatan? Ataukah sebutan itu dimunculkan secara sistematis oleh buzzer dan tim media untuk membentuk persepsi publik bahwa KDM adalah pemimpin sejati yang membumi?

Rakyat yang benar-benar membutuhkan pertolongan biasanya tidak ingin direkam saat sedang susah. Mereka tidak ingin dihujat, dinasihati keras, lalu disorot kamera. Apalagi dipermalukan di hadapan jutaan penonton demi konten yang mendulang simpati.

Ini bukan empati. Ini eksploitasi visual.

Sungguh ironis jika seorang pemimpin merasa perlu marah-marah setiap hari hanya untuk menunjukkan ketegasan. Jika sistem pemerintahan bekerja dengan baik, maka semua pelanggaran bisa diselesaikan melalui mekanisme dan regulasi yang berlaku. Bukan dengan teguran dadakan yang viral.

Pemimpin yang baik tidak perlu hadir di setiap masalah kecil. Ia membangun sistem agar semua berjalan disiplin tanpa intervensi langsung terus-menerus. Negara tidak dikelola seperti acara reality show. Kepemimpinan bukan soal siapa yang paling sering muncul di layar.

Yang lebih berbahaya adalah efek psikologis yang ditimbulkan pada masyarakat. Mereka jadi terbiasa melihat pemimpin sebagai penyelamat tunggal. Segala hal diserahkan pada satu figur. Padahal dalam demokrasi, kekuasaan tidak boleh dikultuskan.

Fenomena ini juga menciptakan semacam ketergantungan rakyat pada sensasi. Rakyat jadi menanti momen viral berikutnya, berharap suatu hari disorot juga oleh kamera “penyelamat”. Bukan karena ingin dibantu, tapi karena merasa hanya lewat kontenlah bantuan itu datang.

Lebih buruk lagi, para penjilat di sekitar pemimpin semacam ini tidak akan pernah berani mengkritik. Mereka ikut terseret dalam pusaran konten. Mereka tahu semuanya adalah bagian dari strategi. Tapi selama mereka masih kebagian sorotan, mereka akan tetap ikut menyanyi di paduan suara pencitraan.

Ini bukan lagi soal KDM. Ini refleksi dari bagaimana rakyat perlahan diposisikan sebagai alat. Yang penting bukan lagi kesejahteraannya, tapi seberapa dramatis ceritanya di kamera. Mereka yang miskin, yang tua renta, yang bodoh, yang “nakal”, jadi karakter pendukung dalam skenario yang sudah ditulis.

Dan jika ini terus berlangsung, akan lahir generasi rakyat yang pasrah jadi objek. Mereka tidak lagi bersuara. Mereka hanya menunggu kapan mereka akan jadi tokoh konten berikutnya.

Ingat, rakyat bukan figuran. Mereka punya martabat. Mereka berhak dihargai bukan karena bisa membuat pemimpin terlihat hebat, tapi karena mereka manusia yang sejajar.

Jika hari ini banyak yang memuji “Bapak Aing”, bisa jadi karena belum ada ruang untuk bertanya: siapa sutradaranya? Siapa kameramennya? Dan siapa sebenarnya yang sedang dikibuli?

Silakan Bekomentar
Bapak Aing Dedi Mulyadi Konten Politik Pencitraan Digital Rakyat dan Kepemimpinan
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email

Related Posts

Mekanisme Perlindungan Hak Cipta Lagu dan Penarikan Royalti melalui Lembaga Manajemen Kolektif

Menakar Kekuatan Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Pilkada 2024

Berita Terkini

Indonesia Kirim 1.021 Atlet ke SEA Games Thailand

AisyahAisyah5 Des 2025 Olahraga

DPR Desak Pelaku Perusak Lingkungan Batang Toru Ditindak

2 Des 2025

Prabowo Kerahkan Seluruh Kekuatan Nasional untuk Percepatan Tanggap Darurat Sumatera

1 Des 2025

27 Ribu Hektare Sawah Terendam, Pertanian Sumatera Terpukul

1 Des 2025
Stay In Touch
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
  • TikTok
  • WhatsApp
Artikel Terkini

Bukan Malas, Cuma Belum Punya Sistem Hidup

29 Sep 2025

Rahasia Tetap Kenyang dan Sehat Tanpa Harus Makan Nasi

22 Sep 2025

Mekanisme Perlindungan Hak Cipta Lagu dan Penarikan Royalti melalui Lembaga Manajemen Kolektif

4 Jul 2025

Menyambut Idul Adha: Pahami Aspek Hukum dalam Ibadah Kurban

26 Mei 2025

Terobosan PPNS: Teknologi Deteksi Gas Berbasis Android untuk Keamanan Kerja

20 Des 2024

Panduan Olahraga Ringan di Rumah untuk Tetap Bugar di Tengah Kesibukan

25 Nov 2024
© 2025 | Vimora.id by Dexpert, Inc.
PT Dexpert Visi Media
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.