Jakarta – Perusahaan energi Eropa, Repsol, saat ini sedang mengalami proses penarikan diri dari Blok Migas Andaman III di Aceh, Indonesia. Repsol akan mengembalikan proyek skala besar ini kepada pemerintah negara karena kegiatan operasional yang dilakukan tidak berhasil menghasilkan minyak atau gas, sehingga dikenal sebagai sumur kering.

Kepergian dari Proyek Migas di Indonesia menjadi tambahan dalam daftar perusahaan energi dunia yang telah meninggalkan berbagai Blok Migas di Indonesia. Sebelumnya, Shell telah meninggalkan Blok Abadi Masela, dan Chevron juga telah mengakhiri kehadirannya di Blok IDD.

Namun berbeda dari Shell dan Chevron, Repsol masih memiliki pengembangan Blok Migas di Indonesia yakni Blok Sakakemang, Banyuasin, Sumatera Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berkenaan dengan pengelolaan Andaman III, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut perusahaan minyak asal Uni Emirat Arab (UEA) yakni Mubadala tertarik untuk masuk ke dalam pengelolaan Blok Andaman III menggantikan peran Repsol.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan keinginan Mubadala masuk dalam pengelolaan Andaman III lantaran perusahaan mempunyai konsep pengembangan yang berbeda dari Repsol.

“Dia (Mubadala) punya konsep sendiri, kan udah ditajak sama perusahaan hasilnya gak bagus, tapi menurut dia konsepnya dia beda,” ujar Tutuka ditemui di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Kamis (10/8/2023).

Tutuka menjelaskan nantinya Mubadala akan melakukan joint study terlebih dahulu untuk blok yang akan dilepas Repsol tersebut. Meski demikian, Mubadala hingga kini belum memiliki hak partisipasi pada wilayah kerja Andaman III. “Bisa joint study dulu,” tambahnya.

Stakeholders Relations Manager Repsol Indonesia, Amir Faisal Jindan mengatakan keputusan pengembalian WK ke negara dilakukan perusahaan setelah pengeboran di Sumur Rencong-1X akhir tahun lalu tidak menemukan adanya indikasi temuan minyak atau gas (migas) yang diharapkan.

“Benar (dikembalikan) dikarenakan hasil pengeboran sumur Rencong-1X yang tidak sesuai dengan yang diharapkan,” kata dia kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/7/2023).

Saat ini pihaknya tengah dalam proses pengembalian wk Andaman III kepada pemerintah. Meski begitu, ia menegaskan bahwa Repsol masih akan tetap fokus untuk pengembangan portofolio lain mereka di blok lainnya, misalnya Sakakemang yang berada di Banyuasin, Sumatera Selatan. “Kita masih fokus untuk pengembangan di WK Sakakemang,” ujarnya.

Blok Andaman III merupakan WK Eksplorasi yang dimenangkan oleh Talisman pada lelang Wilayah Kerja pada tahun 2009. Kontrak Kerja Sama WK Andaman III menggunakan skema cost recovery dengan jangka waktu selama 30 tahun. Pada tahun 2015, perusahan tersebut mengakuisisi Talisman sehingga WK tersebut dikelola oleh Repsol.

Kemudian di tahun 2019, Petronas, perusahaan migas asal Malaysia, melalui anak usahanya Petronas Andaman B.V. resmi mengakuisisi 49% hak partisipasi WK Andaman III dari Repsol Andaman B.V., anak perusahaan Repsol S.A. (Repsol). WK ini terletak di lepas pantai Aceh dengan luas area saat ini setelah dilakukan penyisihan sebagian Wilayah Kerja seluas 4684.32 kilometer persegi.

Repsol Andaman B.V telah mengerjakan beberapa kegiatan yaitu studi G&G, akuisisi data seismik 3D seluas 3,250 km2 yang telah dilaksanakan pada tahun 2016 hingga 2018 dan pemboran eksplorasi Rencong-1X.

Silakan Bekomentar
Share.
Exit mobile version