KutimKetua Komisi D DPRD Kutai Timur, Yan, menyoroti masalah serius terkait fasilitas pendidikan di Kutai Timur dalam wawancara, Rabu (10/7/2024).

Yan menekankan pentingnya peningkatan fasilitas pendidikan demi kenyamanan dan kualitas belajar siswa.

“Misalkan kita punya anak, tentu kita ingin fasilitas yang baik untuk mereka. Maka dari itu, kami mengusulkan pengadaan AC dalam ruangan dan alat peraga canggih dalam kelas,” ujar Yan.

Menurutnya, inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi siswa.

Yan juga mengakui bahwa beberapa komite sekolah memang mengadakan iuran-iuran untuk memenuhi kebutuhan fasilitas tersebut.

“Beberapa komite sekolah memang mengadakan iuran-iuran, namun itu bukan keputusan resmi dari Dinas Pendidikan. Hal tersebut semata-mata adalah inisiatif komite demi kenyamanan anak-anak mereka belajar,” jelasnya.

Isu iuran ini, menurut Yan, harus dicermati dengan serius.

Utang dan SILPA Dinas Pendidikan: Potensi Pemanfaatan untuk Fasilitas Sekolah

“Kalau memang ada kasus yang disampaikan tentang iuran, laporkan saja secara resmi kepada kami. Kami tidak akan ragu untuk mengecek sekolah mana yang mengadakan iuran. Kami sangat tidak mengakomodir hal-hal seperti itu. Anggaran kita besar, malu juga kita jika ada kasus seperti itu,” tegasnya.

Dalam rapat kerja di bulan Januari, Yan mencatat bahwa banyak pekerjaan yang belum terselesaikan di Dinas Pendidikan Kutai Timur, meskipun anggaran yang tersedia cukup besar.

“Kita punya utang sekitar 25 miliar di Dinas Pendidikan. Kita punya SILPA sekitar 300 miliar. Itu jumlah yang tidak sedikit jika dimanfaatkan untuk sekolah-sekolah, untuk melengkapi fasilitas, dan media belajar siswa. Itu akan luar biasa,” lanjut Yan.

Yan juga menyoroti pentingnya teknologi dalam konsep Merdeka Belajar yang sedang diusung oleh pemerintah.

“Sekarang ini Merdeka Belajar, ketika kita sedang menuju ke Merdeka Belajar, itu identik sekali dengan teknologi seperti Chromebook dan alat peraga canggih. Namun, sekolah-sekolah di Kutai Timur belum memilikinya,” ujarnya.

Yan merasa perlu ada upaya lebih dalam menyediakan perangkat teknologi yang mendukung proses belajar-mengajar di era digital ini.

Teknologi dalam Merdeka Belajar

Terkait inisiatif Merdeka Sinyal yang dicanangkan oleh pemerintah daerah, Yan menekankan pentingnya akses internet yang merata di seluruh wilayah Kutai Timur.

“Semua sekolah harus memiliki sinyal dan WiFi gratis. Namun, ada beberapa daerah yang tidak bisa dijangkau atau merupakan blank spot. Saat reses kemarin, kami sudah meminta informasi dari sekolah-sekolah dan menginformasikan kepada PGRI agar hal ini disampaikan ke seluruh sekolah yang jaringannya tidak bagus,” ujarnya.

Yan juga menambahkan bahwa pihaknya akan menginstruksikan Dinas Pendidikan untuk membuka kamus usulan agar semua permintaan dan kebutuhan dari sekolah-sekolah dapat terakomodir.

“Kami juga akan menginstruksikan dinas untuk membuka kamus usulan agar semua usulan itu bisa terakomodir. Banyak sekolah yang meminta penguat jaringan, dan jika setiap sekolah memasang itu, akan sangat bermanfaat,” tutupnya.

Dengan berbagai tantangan yang ada, Yan berharap semua pihak terkait dapat bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kutai Timur, memastikan bahwa setiap anak mendapatkan fasilitas dan teknologi yang memadai untuk mendukung proses belajar mereka.

Silakan Bekomentar
Share.
Exit mobile version