Jakarta – Artificial Intelligence (AI) yang saat ini mengalami perkembangan bukanlah ancaman, melainkan dapat menjadi pendorong kegiatan bisnis.
Executive Director Multimatics, Agus Setiawan, menyatakan bahwa perusahaan harus mampu bersaing dan memiliki keunggulan untuk tetap relevan di pasar.
“Pada dasarnya perusahaan harus bisa bersaing, dan ketika bersaing harus punya competitive advantage,” ujar Agus Setiawan.
“Ketika banyak perusahaan menggunakan teknologi, perusahaan yang tidak menggunakan rentan terdapat ancaman kalah saing,” lanjutnya.
AI memiliki berbagai aplikasi di berbagai sektor. Misalnya, di bidang keuangan, AI berguna untuk mendeteksi penipuan (fraud).
Dalam dunia fintech, AI dapat berguna untuk proses “know your client” (mengenal nasabah) dengan lebih efisien.
Agus Setiawan juga memberikan contoh penerapan AI di perusahaan tambang, di mana teknologi ini dapat membantu mengoptimalkan operasional dan menurunkan biaya di berbagai aspek.
Country Manager Intel Corporation, Harry K Nugraha, menekankan bahwa AI memiliki dampak positif dengan mempermudah proses rutin dan meningkatkan ketelitian.
Namun, dampak negatifnya adalah potensi penggantian pekerjaan rutin oleh mesin. Oleh karena itu, reskilling dan upskilling menjadi penting untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi.
“AI memberikan peluang untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, tetapi adaptasi melalui reskilling dan upskilling menjadi kunci untuk mengatasi dampaknya terhadap pekerjaan,” kata Harry K Nugraha.

 
		
 
									 
					
