Samarinda – Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ekti Imanuel, menanggapi proyeksi penurunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltim tahun 2026. Meski prediksi sementara menunjukkan penurunan dari Rp20 triliun menjadi Rp18 triliun, ia tetap yakin bahwa angkanya masih bisa berubah.
Ekti menilai proyeksi tersebut masih bersifat sementara dan dapat disesuaikan seiring perkembangan kondisi ekonomi ke depan.
“Kalau Desember, bisa berubah. Saya yakin seperti itu,” katanya di Kantor Gubernur Kaltim, Senin (5/5/2025),
Ia menyebut, potensi Kalimantan Timur masih sangat besar untuk mendongkrak pendapatan daerah. Proyek strategis nasional dan sektor-sektor unggulan yang tengah berkembang menjadi sumber harapan utama untuk membalikkan proyeksi APBD ke arah yang lebih positif.
Ekti juga menekankan pentingnya sinergi antar pemerintah daerah dan perusahaan swasta untuk memperkuat Pendapatan Asli Daerah (PAD). Menurutnya, kolaborasi ini merupakan langkah kunci menjaga keberlanjutan anggaran pembangunan.
“Kita harus bersinergi dan tanggung jawab perusahaan dan memberikan perhatian kepada masyarakat,” ujarnya.
Ia mengingatkan, sektor swasta memiliki peran strategis dalam mendorong pembangunan daerah, baik melalui program tanggung jawab sosial, peningkatan kesejahteraan masyarakat, maupun investasi berkelanjutan yang memberi efek domino terhadap pertumbuhan ekonomi lokal.
Meski menghadapi tekanan fiskal, Ekti tetap optimis bahwa program-program prioritas seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur bisa tetap dilaksanakan. Ia yakin, selama semua pihak kompak dan bergerak bersama, maka target pembangunan Kalimantan Timur tetap dapat dicapai.
