Kutai Timur – Seperti menabur benih di ladang gersang, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kini dihadapkan pada tantangan besar, untuk menjadikan sektor pertanian sebagai pilar ekonomi yang mandiri.
Anggota DPRD Kutai Timur Faizal Rachman, menyoroti pentingnya intervensi pemerintah untuk memajukan sektor pertanian, yang selama ini tertinggal dibandingkan dengan sektor tambang.
“Jika kita ingin petani kita berhasil, kita harus memberikan mereka kemudahan dalam menjual hasil panen dan subsidi dalam proses produksi. Pupuk mahal dan bibit mahal, ini semua menjadi kendala bagi mereka,” ujar Faizal Rachman di ruang kerjanya DPRD Kutim, (22/7/2024).
Legislator Partai PDIP itu menegaskan, intervensi pemerintah sangat dibutuhkan, terutama dalam menyediakan pupuk dan bibit dengan harga terjangkau. Tanpa bantuan ini, biaya produksi akan terlalu tinggi dan para petani tidak akan mampu bersaing di pasar.
“Pemerintah harus hadir dalam setiap tahap produksi. Jika tidak, biaya produksi akan melonjak dan petani kita akan kesulitan bersaing di pasar. Kita harus memberikan peluang pasar bagi komoditi yang kita kembangkan dan memastikan proses produksi mendapatkan subsidi,” tambahnya.
Dengan visi menjadikan Kutim mandiri dalam bidang agribisnis, Faizal berharap langkah-langkah strategis ini akan membawa perubahan signifikan dan mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan.
“Kita tidak bisa terus menerus bergantung pada tambang. Pertanian harus menjadi salah satu pilar utama perekonomian kita,” tegasnya.
Upaya pemerintah ini diharapkan mampu meningkatkan produksi pertanian, dan mengangkat kesejahteraan para petani di Kutai Timur.
Faizal menekankan bahwa dukungan berkelanjutan dari pemerintah, adalah kunci keberhasilan dalam mencapai kemandirian ekonomi melalui sektor pertanian.

