Samarinda – Banjir yang menghantam sebagian besar wilayah Balikpapan pada awal Juni 2025 menjadi alarm keras bagi para pemangku kebijakan di Kalimantan Timur.
Di tengah genangan yang menyulitkan warga, DPRD Kaltim merespons cepat dalam Rapat Paripurna ke-20 yang digelar di Gedung Utama DPRD Kaltim, belum lama ini. Anggota Komisi I, Yusuf Mustafa, menyoroti pentingnya langkah strategis seperti pembangunan kolam retensi (bosem) dan drainase di kawasan padat.
Yusuf mengungkapkan bahwa banjir besar tersebut terjadi akibat kombinasi antara curah hujan ekstrem dan kondisi air laut yang sedang pasang. Meski sistem drainase masih berfungsi, volume air yang melimpah tidak bisa ditampung secara maksimal.
“Kemarin itu hujannya sangat deras, dan air laut juga sedang pasang. Jadi air bertemu air. Tapi begitu surut, air dari darat tetap bisa mengalir ke laut. Itu artinya sistemnya masih berjalan, hanya bebannya terlalu besar,” jelas Yusuf.
Sebagai solusi jangka panjang, Pemkot Balikpapan merancang pembangunan bosem seluas 10 hektare sebagai kolam penampung air hujan. DPRD Kaltim pun menyatakan kesiapannya memberikan dukungan anggaran untuk merealisasikan proyek tersebut.
Yusuf juga mengapresiasi rencana pembangunan saluran drainase baru dari kawasan Jokotole hingga Mufakat. Namun ia mengingatkan bahwa pengerjaannya perlu dilakukan secara bertahap karena keterbatasan dana.
“Drainase juga jadi perhatian. Mulai dari Jokotole sampai ke Mufakat akan dibangun saluran air. Tapi karena dana terbatas, dilakukan bertahap,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa penanggulangan banjir tidak hanya soal infrastruktur fisik. Edukasi masyarakat, terutama di kawasan perumahan, sangat penting agar pembangunan tidak mengabaikan sistem pengendalian air.
“Jangan hanya membangun rumah, tapi tidak memperhatikan sistem drainasenya,” tegas Yusuf.
Selain itu, Yusuf menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, DPRD, dan masyarakat untuk menciptakan solusi banjir yang menyeluruh dan berkelanjutan. Ia berharap, dengan kerja sama yang solid, masalah banjir di Balikpapan dapat teratasi secara tuntas.
“Mudah-mudahan ke depan tidak banjir lagi. Kita semua berharap demikian,” tutupnya.
