Kutim – Ketua Panitia Khusus (Pansus) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Kutai Timur, Hepnie Armasyah, menyatakan bahwa proyek Multi Years Masjid Attauba dan Pasar Modern Sangatta Selatan yang mengalami kegagalan akan ditindaklanjuti secara tuntas oleh Komisi DPRD yang bersangkutan.
Hepnie menegaskan, tidak ada kebutuhan untuk melakukan kunjungan ulang ke lokasi kedua proyek tersebut.
“Kami tidak akan mengunjungi lagi proyek yang gagal ini, tetapi akan menindaklanjutinya di komisi terkait. Tidak ada gunanya mengunjungi kalau memang sudah jelas tidak ada progres setelah satu tahun berjalan. Kita perlu mengetahui apa masalahnya sehingga gagal,” kata Hepnie, beberapa hari lalu, di Kantor DPRD Kutim usai memimpin rapat Pansus LKPJ pemerintah Kutim tahun 2023.
Meskipun penyebab pasti kegagalan proyek belum terungkap, Hepnie menyimpulkan bahwa kegagalan tersebut disebabkan oleh tidak adanya kemajuan di lapangan.
“Kalau tidak ada kegiatan padahal sudah setahun berjalan, itu jelas gagal. Akibatnya, anggaran kedua proyek bernilai Rp 65 miliar menjadi silpa,” jelasnya.
Dari perspektif yang berbeda, beberapa anggota masyarakat dan pengamat lokal menyoroti masalah ini sebagai contoh buruk dari manajemen proyek dan pengawasan pemerintah. Seorang warga, Anton, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kegagalan proyek-proyek tersebut.
“Ini adalah contoh nyata dari bagaimana dana publik disia-siakan. Kita butuh jawaban dan tindakan nyata, bukan hanya wacana,” ujarnya.
Pansus LKPJ bertugas meninjau proyek tahun jamak sebagai bagian dari fungsi pengawasan DPRD, memastikan proyek-proyek berjalan sesuai target dan selesai tepat waktu.
Proyek Masjid Attauba dan Pasar Modern Sangatta Selatan dianggap strategis dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat.
Dalam langkah selanjutnya, Pansus LKPJ akan berkoordinasi dengan Komisi DPRD yang menangani proyek-proyek ini untuk melakukan investigasi lebih mendalam terkait penyebab kegagalan.
“Kami akan mendalami lebih jauh di komisi. Mencari tahu apa kendala yang dihadapi dan memastikan agar hal serupa tidak terulang di masa mendatang,” tambah Hepnie.
Langkah ini diharapkan dapat memberikan klarifikasi dan solusi untuk masalah yang ada, serta memastikan bahwa anggaran publik digunakan secara efektif dan efisien.
“Harapan kami, investigasi ini akan membawa perbaikan sistem manajemen proyek di Kutim, agar proyek-proyek yang akan datang bisa berjalan lancar dan tepat waktu,” tutup Hepnie.


