Samarinda – Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), H Baba, menanggapi dugaan kasus Covid-19 di RSUD Abdul Wahab Sjahranie yang tengah menyita perhatian warga Samarinda.
Dua pasien saat ini sedang dirawat intensif setelah menunjukkan hasil reaktif pada tes antigen. Namun, hasil konfirmasi menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) masih dalam tahap pemeriksaan di laboratorium rujukan Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Baba menegaskan perlunya kehati-hatian dalam menyikapi kabar tersebut agar tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat.
“Sampai saat ini, saya belum berkoordinasi langsung dengan Dinkes Kaltim maupun Rumah Sakit AWS terkait kabar Covid,” ujar Baba saat dikonfirmasi belum lama ini.
Ia menyebutkan bahwa tes PCR menjadi alat yang valid dalam memastikan infeksi Covid-19, terlebih karena dugaan sementara mengarah pada kemungkinan keberadaan varian baru, yakni BA.2.86.2 atau dikenal dengan nama Pirola.
“Segala sesuatu yang menyangkut Covid-19 perlu evaluasi dan verifikasi dulu. Tidak bisa hanya karena gejala flu atau pilek kita langsung simpulkan sebagai Covid-19,” tegasnya lagi, menyoroti pentingnya protokol medis dalam proses diagnosa.
Baba juga menyampaikan harapannya agar laporan resmi dari RSUD AWS segera tersedia. Hal ini diperlukan agar pengambilan kebijakan bisa didasarkan pada data valid, terutama dalam hal langkah pencegahan dan mitigasi risiko penularan lebih luas.
“Mudah-mudahan siang atau sore ini sudah ada laporan resmi dari pihak rumah sakit. Kita tunggu saja hasil pastinya,” ucap Baba.
Sebagai anggota legislatif dari Fraksi PDI Perjuangan, ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak membuat asumsi sendiri. Ia menekankan pentingnya menunggu hasil pemeriksaan laboratorium yang sah sebagai satu-satunya acuan dalam mengambil tindakan selanjutnya.
Menurut Baba, klarifikasi cepat dan transparan dari otoritas kesehatan akan membantu menjaga ketenangan publik dan mencegah penyebaran informasi yang tidak benar.
Kewaspadaan masyarakat tetap diperlukan, namun harus dibarengi dengan ketenangan agar tidak terjadi kepanikan yang justru kontraproduktif dalam upaya pengendalian penyakit.
