Kutai TimurWakil Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Jimmi, soroti lambatnya perkembangan proyek infrastruktur di Daerah Pemilihan (Dapil) 1, yang meliputi Kecamatan Sangatta Utara.

Banyak usulan terkait infrastruktur, terutama jalan, jembatan, dan drainase, masih belum tuntas meski sudah sering diajukan.

“Di dapil 1, banyak usulan mengenai infrastruktur yang belum selesai, termasuk jalan, jembatan, dan drainase. Masih ada ribuan gang yang belum tuntas,” ungkap Jimmi saat di Sekretariat DPRD Kutim, belum lama ini.

Jimmi menjelaskan, beberapa proyek, seperti Jl Padat Karya telah dilelang secara bertahap. Meskipun semenisasi jalan sudah dilakukan, tidak semua proyek tuntas.

“Peningkatan jalan semenisasi memang sudah ada, tetapi tidak semuanya selesai. Tahun ini juga ada anggaran yang masuk, namun sering kali proses lelang dan pelaksanaan memakan waktu,” katanya.

Salah satu proyek yang menjadi sorotan adalah Jl. H Masdar, Jimmi menyebut proyek ini sudah mendapatkan anggaran sebesar Rp10 miliar dari anggaran murni tahun ini.

“Jl H Masdar yang ditanami pohon pisang oleh masyarakat sudah ada anggarannya, namun kendalanya ada di SKPD. Biasanya kontrak memakan waktu 90 hari, seharusnya kegiatan ini bisa dimulai paling lambat bulan sembilan,” jelas Jimmi.

Menurutnya, semenisasi jalan yang besar biasanya memerlukan waktu 60 hari. Namun, Jimmi kecewa karena proyek dengan anggaran yang telah tersedia seharusnya sudah bisa dinikmati oleh masyarakat.

“Sayang sekali, sudah ada anggaran tetapi sepertinya hanya satu kilometer saja yang bisa dikerjakan dengan Rp10 miliar,” tegasnya.

Jimmi mendesak agar proses lelang dan pelaksanaan proyek dapat dipercepat. Ia berharap agar kendala administratif di SKPD dapat segera diatasi sehingga masyarakat bisa segera menikmati hasil dari proyek-proyek infrastruktur yang telah dianggarkan.

Silakan Bekomentar
Share.
Exit mobile version