Balikpapan – Ketua DPRD Kalimantan Timur Hasanuddin Mas’ud menegaskan pentingnya mengevaluasi sektor perkebunan kelapa sawit secara menyeluruh dengan tetap menjaga aspek keberlanjutan.
“Evaluasi pembangunan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur sangat penting, namun tetap harus memperhatikan aspek keberlanjutan,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi II DPRD Kaltim bersama Dinas Perkebunan di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Jumat (16/5/2025).
RDP ini dipimpin langsung oleh Ketua Komisi II Sabaruddin Panrecalle, dan difokuskan pada tinjauan menyeluruh terhadap dampak izin perkebunan sawit yang kini mendominasi 90,51 persen dari total 1.628.347 hektare lahan perkebunan di Kaltim.
Dari total luas tersebut, 84 persen dikelola swasta, 15 persen oleh rakyat, dan sisanya oleh PTPN. Sektor ini menyerap lebih dari 222 ribu tenaga kerja dan menghasilkan 19,7 juta ton tandan buah segar (TBS) pada 2023.
Plt. Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Andi Siddik, mengungkapkan bahwa pada tahun 2024 terdapat 111 pabrik minyak sawit di provinsi ini, dengan kapasitas olah 6.038 ton TBS per jam dan kapasitas terpakai 5.386 ton per jam.
Meski demikian, Hasanuddin menyoroti persoalan perizinan yang tumpang tindih, minimnya kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta dampak lingkungan yang masih menjadi persoalan serius dalam pengembangan sektor ini.
Wakil Ketua DPRD Kaltim Ekti Imanuel menambahkan bahwa Komisi II perlu aktif dalam forum strategis seperti PEDA di Kutai Barat pada Juni 2025. Ia juga mengusulkan RDP lintas mitra untuk mendukung proses hilirisasi sawit, dengan mendorong keterlibatan perusahaan daerah (Perusda).
“Penyusunan matriks sektor perkebunan sangat krusial untuk memperjelas arah perencanaan dan pengawasan ke depan,” katanya.
Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Sabaruddin Panrecalle, menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendukung langkah-langkah strategis yang mendorong kemajuan perkebunan sawit secara berkelanjutan.
“Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Timur akan mendukung setiap program kerja yang berdampak pada pengembangan sektor perkebunan,” ucapnya.
