Kutai Timur – Bagai perahu yang terombang-ambing di lautan luas, masyarakat Kutai Timur (Kutim) saat ini berada dalam gelombang pilihan, antara kelapa sawit dan komoditas lain seperti pisang kapok dan nanas.
Sementara bupati tengah berupaya mempromosikan pisang kapok dan nanas, sebagai alternatif yang dapat meningkatkan nilai jual dan mendiversifikasi hasil pertanian. Minat masyarakat justru masih tertuju pada kelapa sawit yang menawarkan kepastian pasar.
Bupati Kutim kini tengah gencar mengkampanyekan penanaman pisang dan nanas, sebagai upaya mendongkrak nilai jual produk pertanian di daerah tersebut.
Faizal Rachman Ungkap Tantangan dalam Diversifikasi Pertanian
Namun, tantangan besar tetap ada ketika masyarakat lebih memilih menanam kelapa sawit, yang dianggap lebih menguntungkan.
Anggota DPRD Kutai Timur, Faizal Rachman mengungkapkan alasan mengapa banyak petani enggan beralih, dari kelapa sawit ke tanaman alternatif seperti pisang kapok dan nanas.
“Pisang kapok dan nanas memang memiliki potensi besar. Tetapi masyarakat cenderung lebih memilih menanam kelapa sawit karena keberadaan 38 pabrik sawit di Kutim memudahkan mereka dalam mencari pasar,” ujar Faizal Rachman saat wawancara di DPRD kutim, Senin (22/7/2024).
Sementara untuk pisang kapok dan nanas. Petani harus menghadapi tantangan dalam mencari pasar dan menghadapi tengkulak yang sering kali mendominasi perdagangan.
Keuntungan dan Kemudahan Pasar Kelapa Sawit di Kutim
Salah satu alasan utama masyarakat lebih memilih kelapa sawit adalah kemudahan dalam pemasaran. Dengan banyaknya pabrik kelapa sawit, para petani tidak mengalami kesulitan untuk menjual hasil panen mereka.
Di sisi lain, komoditas seperti pisang kapok dan nanas masih memiliki keterbatasan dalam hal pasar dan akses ekspor.
“Kalau kita mau menggerakkan produksi pisang kapok dan nanas, kita harus membantu petani dengan memberikan peluang pasar dan dukungan produksi yang memadai. Tidak cukup hanya dengan menyuplai bibit, tetapi kita juga perlu memastikan ada pasar yang siap menerima hasil panen mereka,” tambah Faizal.
Faizal juga berharap agar selain kelapa sawit, komoditas lain seperti pisang kapok dan nanas dapat berkembang dengan baik di Kutim.
Dengan adanya bibit yang sudah tersedia dan potensi pasar yang bisa dikembangkan. Harapannya keberagaman produk pertanian di Kutim akan semakin meningkat dan tidak hanya bergantung pada satu jenis komoditas.

