Samarinda – Gelombang kendaraan yang kian ramai melintasi jalur alternatif Jongkang–Loa Lepu kini menjadi sorotan publik. Di balik kemudahan akses ini, muncul harapan baru: menjadikan Desa Loa Lepu sebagai kawasan kuliner yang menggeliatkan ekonomi lokal.
Anggota DPRD Kalimantan Timur, Salehuddin, menyatakan bahwa pembangunan pusat kuliner di Desa Loa Lepu merupakan peluang strategis yang patut segera digarap. Jalur Jongkang yang kini menghubungkan Tenggarong dan Samarinda secara langsung telah meningkatkan mobilitas masyarakat, membuka potensi ekonomi yang selama ini belum tergarap maksimal.
“Aspirasi ini sebenarnya sudah cukup lama disuarakan masyarakat. Dan semenjak dibukanya akses jalan tembus itu, frekuensi kendaraan meningkat tajam. Ini peluang besar,” ujar Salehuddin saat diwawancara belum lama ini.
Politikus Partai Golkar dari daerah pemilihan Kutai Kartanegara ini menegaskan, geliat aktivitas masyarakat di jalur tersebut harus dijawab dengan fasilitas penunjang ekonomi, salah satunya adalah pembangunan pusat kuliner. Menurutnya, kawasan ini bisa menjadi titik singgah ideal bagi para pengendara, sekaligus ruang ekonomi produktif bagi pelaku UMKM desa.
“Dengan padatnya lalu lintas di jalur ini, pusat kuliner akan memberikan nilai tambah bagi semua pihak. Mobilitas meningkat, distribusi barang makin efisien, dan tentu berdampak pada pendapatan warga,” tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa keberadaan jalur Jongkang–Loa Lepu memberi opsi alternatif dari jalur utama Tenggarong Seberang–Samarinda maupun Tenggarong–Loa Janan, yang selama ini kerap mengalami kepadatan. Efisiensi waktu tempuh dari sekitar satu jam menjadi hanya 20 menit menjadi daya tarik tersendiri bagi pengguna jalan.
“Dengan akses yang lebih cepat dan nyaman, daerah-daerah seperti Loa Lepu harus bisa memanfaatkan momen ini. Pemerataan pembangunan bisa dimulai dari desa, dan konektivitas antardaerah adalah kunci,” paparnya.
Jalur alternatif ini dibangun oleh Pemkab Kutai Kartanegara sebagai respons atas kebutuhan masyarakat terhadap infrastruktur jalan yang efisien. Ciri khas jalur ini yang lurus dan minim tikungan tajam menjadikannya rute favorit, terlebih saat lalu lintas di jalur utama padat.
Usulan pusat kuliner tersebut kini bergulir di tengah harapan masyarakat dan para pelaku ekonomi lokal. Meskipun masih dalam tahap wacana, Salehuddin berharap Pemerintah Desa Loa Lepu dapat bersinergi dengan pemangku kepentingan lain guna menyiapkan kajian teknis dan perencanaan matang.
“Yang terpenting sekarang, suara masyarakat sudah disampaikan. Jangan sampai kesempatan ini hilang begitu saja,” pungkasnya.

 
		
 
									 
					
