Jakarta – Selama tiga pekan terakhir, Menteri Luar Negeri China, Qin Gang, telah ‘menghilang’ dari depan publik, menyulut spekulasi dan keraguan internasional serta merusak citra negara tersebut. Dilansir SCMP, ketidakhadiran yang berkepanjangan ini memicu pertanyaan tentang sistem politik China yang dikenal memiliki kerahasiaan yang ketat.
Qin Gang ditunjuk secara langsung oleh Presiden China, Xi Jinping, dan dianggap sebagai wajah negara dalam urusan luar negeri. Namun, sejak 25 Juni setelah bertemu dengan pejabat Sri Lanka, Vietnam, dan Rusia di Beijing, ia tak lagi terlihat di berbagai acara penting, termasuk pertemuan regional menteri luar negeri di Indonesia dan kunjungan tokoh senior Amerika.
Ketidakhadiran Menteri Luar Negeri China
Para pemimpin dunia masa lalu dan sekarang telah mengunjungi Beijing selama musim tinggi diplomasi China, tetapi ketidakhadiran Qin menjadi sorotan karena tak biasa. Spekulasi pun berkembang, dengan Beijing hanya menyatakan bahwa ketidakhadiran Qin terkait dengan masalah kesehatan tanpa memberikan keterangan jelas mengenai perkiraan kembalinya.
Kepala kebijakan luar negeri China, Wang Yi, juga tampak menutupi alasan sebenarnya di balik absennya Qin. Mantan editor surat kabar Partai Komunis, Deng Yuwen, menyatakan bahwa mengingat status dan pengaruh China di dunia, sangat aneh bagi menteri luar negeri untuk tidak muncul di depan publik selama lebih dari 20 hari.
Tantangan Diplomasi Global
Ketidakhadiran yang berkepanjangan dari menteri luar negeri yang ditunjuk oleh Presiden Xi tujuh bulan sebelumnya, tampaknya menjadi aib bagi China dan memicu pertanyaan tentang transparansi pemerintahan dan kebijakan sistem politiknya. Beberapa pemimpin negara lainnya telah berspekulasi mengenai alasan sebenarnya di balik ‘hilangnya’ Qin, memperkuat perasaan ketidakpastian di kancah internasional.
Dalam era hubungan internasional yang semakin kompleks dan berdampak global, ketidakhadiran seorang menteri luar negeri dengan posisi sekuat Qin Gang menjadi sorotan perhatian internasional. China pun dihadapkan pada tuntutan untuk memberikan klarifikasi yang jelas mengenai status dan kesehatan menteri luar negerinya demi memulihkan citra dan kepercayaan dalam kancah diplomasi global.

 
		
 
									 
					
