Jakarta – Skandal korupsi dalam penyelenggaraan Formula-1 (F-1) Singapura menarik perhatian publik karena melibatkan konglomerat Ong Beng Seng yang diduga terlibat dalam praktik korupsi. Situasi ini merupakan tamparan keras bagi Singapura yang selama ini dianggap sebagai negara bersih dari praktik korupsi. (15/07/2023).
Ong Beng Seng adalah managing director, pemilik, dan operator perusahaan terbuka di Singapura, yaitu Hotel Properties Limited (HPL). Perusahaan ini telah memberikan keterangan mengenai Ong dan memastikan bahwa Ong sangat koperatif dalam memberikan informasi yang diminta terkait skandal korupsi F-1.
Prestasi Gemilang Ong Beng Seng
Meski tengah berada dalam sorotan tajam, Ong Beng Seng masih menjalankan tugasnya sebagai direktur pelaksana perusahaan. Ia juga telah membayar jaminan sebesar S$ 100.000 atau sekitar Rp 1,13 miliar, dan menjamin akan menyerahkan paspornya setelah kembali ke Singapura.
Ong Beng Seng adalah sosok yang memiliki prestasi gemilang di dunia bisnis. Ia membangun Hotel Properties Limited (HPL) pada tahun 1981 dan berhasil menguasai jaringan 38 hotel dan resort di 15 negara, termasuk brand-brand ternama seperti Four Seasons, Intercontinental Hotels, dan Marriott International. Kekayaannya diperkirakan mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 15 triliun.
Pengaruh Ong dalam F-1 Singapura
Ong Beng Seng juga memiliki peran penting dalam membawa ajang jet darat Formula-1 ke Singapura. Singapura menjadi tuan rumah Grand Prix Formula-1 selama tujuh tahun setelah menandatangani kontrak pada 2022. Ong memiliki hak atas Grand Prix Singapura dan merupakan pimpinan promotor balapan GP Singapura.
Ajang balap F-1 ini diperkirakan menghasilkan keuntungan hingga US$ 1,13 miliar atau sekitar Rp 16.900 triliun sejak awal diselenggarakan di Singapura pada 2008.
Skandal korupsi ini telah menarik perhatian Biro Investigasi Praktik Korupsi (Corrupt Practices Investigation Bureau/CPIB) yang juga mencakup Menteri Transportasi Singapura, S. Iswaran. CPIB meluncurkan penyelidikan dan meminta Iswaran untuk memberikan penjelasan lebih lanjut. Iswaran pun diminta untuk mengambil cuti selama masa penyelidikan berlangsung.
Peringatan tentang Skandal Korupsi
Skandal ini menjadi peringatan bagi Singapura tentang pentingnya menjaga integritas dan bersikap tegas dalam menangani kasus korupsi. Publik berharap agar proses penyelidikan berjalan transparan dan adil, serta para pelaku korupsi diadili dengan sesuai hukum yang berlaku.
Singapura selama ini dihargai karena memiliki reputasi bersih dari korupsi. Skandal korupsi dalam penyelenggaraan F-1 ini menimbulkan keprihatinan dan diharapkan menjadi pembelajaran bagi seluruh pihak untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Dengan komitmen untuk memberantas korupsi, Singapura dapat tetap menjadi contoh negara yang menjunjung tinggi integritas dan transparansi dalam pemerintahan dan bisnisnya.

 
		
 
									 
					
