Kutai Timur – Anggota DPRD Kutai Timur Yusri Yusuf, mengkritik lambatnya pembangunan infrastruktur listrik di beberapa wilayah terpencil, khususnya di Kecamatan Bengalon, tempat sekitar 300 rumah masih hidup tanpa aliran listrik dan hanya mengandalkan genset sebagai sumber penerangan sementara.
Kondisi ini menjadi sorotan karena sudah 25 tahun Kabupaten Kutai Timur berdiri, namun fasilitas dasar seperti listrik dan air bersih masih minim di sejumlah desa.
Setiap malam, warga di wilayah ini hanya bisa menikmati listrik dari genset antara pukul 6 hingga 10 malam. Dengan waktu yang sangat terbatas, aktivitas warga, termasuk belajar dan berusaha, terhambat.
Krisis Air Bersih di Desa
Di samping itu, akses air bersih juga belum memadai, membuat warga hanya bergantung pada embung dan sumur bor bantuan pemerintah.
“Di dapil saya, masih ada 300 rumah yang belum teraliri listrik. Sudah 26 tahun Kutim berdiri, tapi masyarakat masih harus bergantung pada genset,” ujar Yusri.
Warga sebenarnya sudah lama menunggu jaringan listrik dari PLN. Sekitar lima tahun lalu, instalasi listrik standar PLN dipasang di rumah-rumah warga oleh kontraktor, memberi harapan bahwa aliran listrik akan segera terhubung. Namun, hingga saat ini jaringan PLN tak kunjung terpasang, sementara warga sudah lama menunggu dengan instalasi yang tersedia.
“Kontraktor sudah memasang instalasi sesuai standar PLN, hanya tinggal memasang kabel saja. Harapan warga dulu cukup tinggi, tapi lima tahun berlalu dan listrik masih belum menyala,” kata Yusri.
Solusi Yusri Agar Warga Lebih Aktif Menyuarakan Aspirasi
Yusri juga meminta agar warga tidak hanya menunggu, tetapi lebih aktif menyampaikan kebutuhan mereka kepada pemerintah. Terutama melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) atau masa reses DPRD.
“Warga masih sering bingung menyampaikan aspirasi, dan merasa pesimis. Padahal saat pileg, kami sudah memperkenalkan diri sebagai wakil mereka. Jika warga lebih aktif hadir dalam musrenbang atau reses, kebutuhan seperti listrik ini bisa segera terangkat,” jelasnya.
Untuk menjawab kebutuhan mendesak, Yusri tengah mengupayakan bantuan genset sementara bagi rumah-rumah yang belum teraliri listrik, sambil menunggu penyambungan jaringan PLN yang diharapkan bisa segera terwujud.
Menurutnya, pemerataan listrik dan air bersih menjadi prioritas penting agar masyarakat di daerah pedesaan Kutai Timur bisa merasakan fasilitas yang layak.
“Kami siapkan bantuan genset jika dibutuhkan sementara, sambil terus mengupayakan agar pemerintah segera merealisasikan sambungan listrik dari PLN,” tambah Yusri.

