Samarinda – Anggota DPRD Kalimantan Timur, Agusriansyah Ridwan menanggapi tren penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di provinsi tersebut. Meski angka pengangguran turun dari 6,81 persen pada Februari 2021 menjadi 5,33 persen per Februari 2025, ia menegaskan perlunya strategi ketenagakerjaan jangka panjang yang tidak bergantung pada sektor tambang.
Data Badan Pusat Statistik Kalimantan Timur menunjukkan penurunan jumlah pengangguran dari 128.460 orang pada Februari 2021 menjadi 113.170 orang pada Februari 2025. Peningkatan angkatan kerja mencapai 113.639 orang, menjadikan totalnya 2.123.156 orang. Namun, sektor tambang tetap menjadi tumpuan utama dengan tambahan penyerapan tenaga kerja sebanyak 46.002 orang, menunjukkan ketergantungan struktural terhadap industri yang rentan fluktuasi.
Agusriansyah menekankan bahwa penurunan TPT tidak seharusnya membuat pemerintah berpuas diri, mengingat ketergantungan terhadap sektor tambang yang tidak menjanjikan keberlanjutan jangka panjang.
“Penurunan TPT hanya awal. Strategi pekerjaan non-tambang berbasis tren generasi dan analisis data harus segera diimplementasikan,” ujar Agusriansyah.
Ia mencontohkan peluang di bidang konten kreatif, agritech, pengusaha digital, hingga sertifikasi keahlian berbasis teknologi sebagai jalan keluar dari ketergantungan ekonomi tambang. Menurutnya, tren generasi muda saat ini sangat adaptif terhadap teknologi, sehingga pemetaan minat generasi muda harus segera dilakukan untuk mendukung kebijakan ketenagakerjaan yang relevan.
Lebih jauh, Agusriansyah mengusulkan kolaborasi pemerintah daerah dengan perguruan tinggi guna membuka jurusan vokasi yang sesuai dengan kebutuhan industri dan teknologi masa kini. Ia menegaskan bahwa lulusan pendidikan tinggi harus dilengkapi dengan kompetensi kerja yang nyata.
“Jurusan pendidikan harus sinkron dengan arah pembangunan daerah. Jangan mencetak sarjana tapi tidak siap kerja,” tegasnya lagi.
Ia juga menyerukan sinergi antara legislatif, eksekutif, akademisi, dan pelaku industri untuk menyusun cetak biru ketenagakerjaan berbasis riset sosial dan data daerah. Selain mengantisipasi gelombang PHK, langkah ini diyakini akan melahirkan inovasi kerja baru yang berdaya saing.
Dengan arah kebijakan yang fokus pada potensi lokal dan generasi muda, Agusriansyah optimistis pengangguran di Kalimantan Timur dapat ditekan secara berkelanjutan. Tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga mencetak tenaga kerja yang tangguh dan adaptif terhadap perubahan zaman.

 
		
 
									 
					
