Kutai Timur – Ketua Komisi A DPRD Kutai Timur, Eddy Markus Palinggi, berencana mengembangkan lahan eks tambang menjadi pusat percontohan pertanian dan peternakan terpadu di Kutim. Dalam wawancara di gedung DPRD Kutim pada Rabu (30/10/2024), Eddy menyampaikan ide ini sebagai langkah meningkatkan kemandirian pangan daerah dengan model pengelolaan lahan terpadu dan berkelanjutan, melibatkan kombinasi pertanian jagung, peternakan sapi, dan ayam.
Eddy mengatakan dirinya telah berdiskusi dengan pihak PT Kaltim Prima Coal (KPC) untuk memperoleh izin pinjam pakai lahan bekas tambang seluas 40 hektar. Lahan tersebut, jika terealisasi, akan dikelola dengan pendekatan semi-modern, memanfaatkan teknologi untuk pertanian dan peternakan yang saling mendukung.
Pusat Percontohan Pertanian dan Peternakan Terpadu.
Menurut Eddy, lahan percontohan ini nantinya akan menerapkan konsep integrasi farming, di mana tanaman jagung akan menjadi sumber pakan bagi peternakan ayam dan sapi. Siklus produksi akan dibuat berkelanjutan, dengan mengolah kotoran ternak menjadi biogas sebagai energi mandiri serta pupuk untuk tanaman jagung dan rumput gajah, yang juga akan ditanam sebagai pakan sapi.
“Saya minta KPC beri kami lahan 40 hektar saja. Di sana kami akan buat percontohan dengan pengelolaan semi-modern. Saya lihat sendiri model ini di Kutai Barat, di mana ada siklus yang membuat lahan dan peternakan mandiri listrik dan energi dari biogas. Kutim perlu punya yang seperti ini,” ujar Eddy.
Lebih lanjut, Eddy menambahkan bahwa ia bersedia mendanai proyek ini secara pribadi untuk memperlihatkan hasil nyata kepada masyarakat. Ia yakin, apabila masyarakat melihat langsung hasilnya, mereka akan lebih antusias mengikuti jejak pertanian dan peternakan modern ini.
Dorongan Kreativitas Anak Muda dan Dukungan Infrastruktur
Selain itu, Eddy juga menyoroti pentingnya dukungan pemerintah dalam membangun ekosistem usaha pertanian dan peternakan, terutama bagi generasi muda di Kutim. Menurutnya, dengan adanya model percontohan ini, para pemuda bisa terlibat aktif dalam kegiatan produktif yang dapat mendorong kreativitas sekaligus menjauhkan mereka dari risiko penyalahgunaan narkoba
.“Kita ini banyak petani, ada banyak kegiatan UMKM. Perlu juga pengembangan anak muda supaya mereka terlibat dalam aktivitas yang kreatif, bukan justru terjerumus ke hal-hal negatif,” kata Eddy.
Ia menambahkan bahwa pembangunan infrastruktur di perkotaan juga harus diperhatikan untuk mendukung kelancaran distribusi hasil pertanian dan peternakan lokal. Dengan adanya akses yang baik, ia berharap produk lokal Kutim bisa didistribusikan secara luas hingga memenuhi kebutuhan pasar di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) di masa mendatang.

