Samarinda – Paguyuban Keluarga Semarang Kalimantan Timur merayakan usianya yang ke-29 pada tanggal 17 September ini dengan penuh semangat. Acara tasyakuran tersebut diadakan di Aula Markas Batalyon 611 Awang Long Loa Janan, Minggu (17/9/2023).
Perayaan HUT ke-29 Pak Semar Kaltim ini dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ir. H. Seno Aji, M.Si. Acara ini turut disambut dengan antusiasme ribuan warga Semarang yang telah menetap di Kalimantan Timur. Tema yang diusung dalam perayaan ini adalah “Menjalin Silahturahmi dan Merajut Kebersamaan.
Dalam wawancara dengan awak media setelah acara, Wakil Ketua DPRD Kaltim, Seno Aji, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pak Semar Kaltim, mengungkapkan bahwa paguyuban ini berdiri pada tanggal 17 September 1994 dengan hanya sekitar 20 anggota awal.
“Alhamdulillah, hari ini Pak Semar Kaltim merayakan usia yang ke-29. Pada awalnya, pada tahun 1994, kita hanya memiliki sekitar 19-20 anggota. Namun, saat ini, paguyuban keluarga Semarang telah tumbuh menjadi lebih dari 450 kepala keluarga, dengan lebih dari 3000 anggota di Kalimantan Timur,” ujarnya dengan senang.

Seno Aji juga menjelaskan bahwa perayaan HUT ke-29 Pak Semar Kaltim kali ini merupakan yang pertama dilaksanakan secara besar-besaran. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan satu sama lain antara warga Semarang dan sekitarnya yang tersebar di perantauan.
“Halaman ini, kita berkumpul bersama di Yonif 611/Awl, dan silaturahmi ini merupakan yang pertama. Mungkin karena kita sering berjauhan dan hanya berkomunikasi melalui grup WhatsApp tanpa mengenal wajah satu sama lain. Alhamdulillah, hari ini juga dihadiri oleh Pak Gubernur Kaltim, Danrem , dan beberapa tokoh masyarakat Kaltim,” tambahnya.
Pria yang dikenal ramah ini selalu memberikan pesan kepada seluruh anggota Pak Semar Kaltim agar selalu bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Kota maupun Pemerintah Provinsi Kaltim dalam mendukung pembangunan di Bumi Etam, terutama dalam konteks hadirnya Ibukota Nusantara.
“Lewat momentum ini, saya ingin mengingatkan bahwa di manapun kita berada, bumi yang kita pijak adalah tempat langit yang kita junjung. Kita adalah perantauan di sini, mungkin sudah ada yang tinggal selama 30 atau 40 tahun di Kaltim, tapi kita tetap perantauan. oleh karena itu, kita wajib menjalin silaturahmi dengan warga Kalimantan Timur, yang datang dari berbagai suku dan budaya, kita harus saling berhubungan dan menghargai satu sama lain,” menyimpulkan dengan tulus.

 
		
 
									 
					
