Kutim– Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) terus mengambil langkah strategis untuk memajukan sektor pendidikan dengan memanfaatkan surplus Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Salah satu kebijakan terbarunya memperpanjangan program pendidikan gratis dari 12 tahun menjadi 13 tahun.
Langkah ini bertujuan untuk memperluas akses pendidikan bagi seluruh masyarakat Kutai Timur, mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, menegaskan bahwa pemerintah daerah berkomitmen penuh untuk mendorong reformasi di sektor pendidikan pascapandemi COVID-19. Menurutnya, pendidikan adalah kunci utama untuk menciptakan generasi muda yang berkualitas dan siap bersaing di tingkat nasional.
“Kami ingin memberikan kesempatan lebih luas bagi anak-anak di Kutim untuk memulai pendidikan mereka lebih dini, bukan hanya di tingkat SD, tapi dari PAUD. Ini akan menjadi pondasi penting untuk masa depan mereka,” kata Ardiansyah saat menjadi pembina upacara di SMA Islam Terpadu Darussalam, Sangatta Utara, Senin (9/9/2024).
Keputusan untuk memperpanjang pendidikan gratis ini didorong oleh surplus APBD yang berhasil diraih Pemkab Kutim. Dengan kondisi keuangan yang lebih stabil, pemerintah daerah kini memiliki ruang lebih besar untuk memperbaiki kualitas dan akses pendidikan.
“Surplus ini memungkinkan kami untuk mengambil langkah lebih jauh dalam meningkatkan akses pendidikan dan menciptakan kesempatan yang lebih adil bagi semua anak di Kutai Timur,” tambahnya.
Selain memperpanjang masa pendidikan gratis, Pemkab Kutim juga berfokus pada peningkatan infrastruktur pendidikan. Sejumlah sekolah baru telah dibangun, sementara gedung-gedung lama direnovasi untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan di seluruh pelosok daerah. Ardiansyah menyampaikan bahwa dengan surplus APBD ini, pembangunan sekolah dan fasilitas pendidikan dapat berjalan lebih optimal.
Namun, tidak hanya fasilitas fisik yang menjadi perhatian pemerintah. Peningkatan kualitas tenaga pendidik juga menjadi salah satu program utama. Pemkab Kutim telah merancang sejumlah pelatihan dan program peningkatan kompetensi bagi para guru, agar mereka dapat memberikan pengajaran yang lebih baik dan profesional.
“Kami percaya bahwa pendidikan berkualitas bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga tenaga pendidik yang kompeten. Guru-guru di Kutai Timur harus terus berkembang agar mampu mengajar dengan standar yang lebih tinggi,” tegas Ardiansyah.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan sektor pendidikan pascapandemi serta menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul di Kutim.
“Pendidikan adalah investasi jangka panjang, dan kami berkomitmen untuk terus berinovasi demi masa depan yang lebih baik bagi generasi muda di Kutai Timur,” tandas Ardiansyah.

 
		
 
									 
					
